Bisnis.com, JAKARTA - Pendapatan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) sepanjang 2013 mencapai Rp2,69 triliun, melonjak 56,4%% dari pendapatan 2012 senilai Rp1,72 triliun.
EBITDA pun turut naik, sebesar 58%, menjadi Rp2,21 triliun. Penyedia infrastruktur telekomunikasi itu membukukan laba bersih pada 2013 sebesar Rp1,25 triliun, naik 48,47% dari laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp841,94 miliar.
Perseroan terbebani rugi selisih kurs pada 2013 sebesar Rp799,12 miliar, melonjak 850,2% dari rugi selisih kurs pada 2012 sebesar Rp84,1 miliar.
Dengan saldo kas yang mencapai Rp854 miliar, total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp11,01 triliun dan dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) sebesar Rp7,11 triliun.
Per 31 Desember 2013, perusahaan milik Saratoga Capital dan Provident Capital tersebut memiliki 16.577 penyewaan dan 10.134 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 8.866 menara telekomunikasi, 1.040 shelter-only, dan 228 jaringan DAS. Dengan total penyewaan menara telekomunikasi sebanyak 15.309, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,73.
“Kami bertumbuh sebanyak 2.985 penyewaan secara organik. Penambahan ini termasuk penambahan 1.811 menara telekomunikasi. Ini menunjukkan kapabilitas kami dalam memenuhi besarnya permintaan para pelanggan,” kata Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG, dalam rilis yang diterima Bisnis, Selasa, (25/2).
Perseroan berhasil mendiversifikasikan sumber pendanaan melalui penerbitan obligasi berdenominasi dolar Amerika dan rupiah sehingga mampu mendanai belanja modal serta memenuhi kewajiban pinjaman.