Bisnis.com, JAKARTA—PT Permata Prima Sakti Tbk. (TKGA) hanya menganggarkan belanja modal (capex) tahun ini sebesar US$2 juta untuk menyelesaikan fasilitas pendukung infrastruktur pertambangan PT Karya Buana Sejahtera.
Direktur Permata Prima Sakti Aris Munandar mengatakan tahun lalu, capex yang sudah dihabiskan untuk keperluan itu sekitar US$5-US$7 juta. Perseroan tidak membutuhkan sumber dana baru tahun ini.
“Infrastruktur itu kami siapkan supaya Permata bisa memproduksi 3,5—5 juta ton batu bara. Tadinya pada kuartal I tahun ini akan kami operasikan, tapi untuk sementara belum kami selesaikan karena harga batu bara turun,” ujarnya dalam paparan publik, Selasa (25/2/2014).
Permata Prima Sakti menargetkan produksi batu bara tahun ini lebih kurang sama dengan tahun lalu yaitu sekitar 2 juta ton. Tahun lalu, sebanyak 75% diekspor ke Taiwan, Thailand, Malaysia, dan sedikit ke India.
Adapun sisanya 25% dijual ke domestik yakni kepada PT Semen Padang, PLN (PLTU Ombilin), Sinarmas Pulp and Paper, dan sebagian ritel di Medan. Aris menegaskan perseroan tidak akan jor-joran menggenjot produksi tahun ini.
“Konsesi tambang batu bara Permata masih panjang, rata-rata sampai 2034 mine life-nya. Sebenarnya kami bisa produksi 3,5—5 juta ton, tapi kami ngga mau jor-joran prouksi karena harga lagi ngga bagus,” jelas Aris.
Permata Prima Sakti Anggarkan Capex US$2 Juta
PT Permata Prima Sakti Tbk. (TKGA) hanya menganggarkan belanja modal (capex) tahun ini sebesar US$2 juta untuk menyelesaikan fasilitas pendukung infrastruktur pertambangan PT Karya Buana Sejahtera.n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Vega Aulia Pradipta
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
11 jam yang lalu
Bukti PNM Cinta Puspa dan Satwa Lewat Program PNM Peduli
9 jam yang lalu
Jawara Laba Paling Tebal Emiten CPO, Ada SMAR dan SIMP
9 jam yang lalu