Bisnis.com, JAKARTA—Melihat harga pasar batu bara yang belum pulih, PT Permata Prima Sakti Tbk. (TKGA) menargetkan produksi batu bara sebanyak 2 juta ton tahun ini.
Hal itu terungkap dalam dokumen paparan publik perseroan seperti yang dipublikasikan, Jumat (21/2/2014).
Menghadapi tantangan turunnya harga batu bara dunia, perseroan menyiapkan sejumlah langkah seperti melakukan efisiensi biaya melalui perubahan rencana tambang (mine plan), aplikasi teknologi tambang, serta perampingan biaya logistik.
Selain itu, langkah lainnya adalah mempertahankan captive market seperti Thailand, Malaysia, dan pasar domestik yang memberikan harga terbaik.
Di samping itu, melakukan kesepakatan dengan kreditur untuk memperpanjang jangka waktu pinjaman untuk memperkuat modal kerja perseroan.
Manajemen Permata Prima Sakti menyatakan tahun ini perseroan juga akan aktif melakukan kegiatan eksplorasi untuk meningkatkan cadangan batu bara.
“Eksplorasi juga dilakukan untuk mempersiapkan diri saat pulihnya kondisi harga batu bara dunia,” tulis manajemen dalam dokumen itu, Jumat (21/2/2014).
Seperti diketahui, Permata Prima Sakti dahulunya bernama PT Toko Gunung Agung Tbk. Perusahaan yang berdiri sejak 6 Juni 1980 ini awalnya bergerak di bidang usaha penyediaan buku, alat tulis, peralatan kantor, serta percetakan.
Perseroan melantai di bursa pada 6 Januari 1992. Tahun lalu, mereka resmi mengalihkan bidang usahanya menjadi pertambangan dan perdagangan hasil tambang beserta kegiatan-kegiatan penunjangnya.
Perseroan telah mengakuisisi PT Permata Energy Resources yang memiliki tiga entitas anak yaitu PT Riau Baraharum, PT Nusantara Termal Coal, dan PT Karya Buana Sejahtera. Selain itu, perseroan juga telah mendivestasikan aset kepada PT GA Tiga Belas.