Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berau Coal (BRAU) Hanya Serap Capex US$38 Juta

PT Berau Coal Energy Tbk. (BRAU) diketahui hanya menyerap belanja modal (capex) sepanjang tahun lalu sebesar US$38 juta, atau hanya 43,6% dari yang dianggarkan sebesar US$87 juta.
Tambang Batu Bara/Bisnis
Tambang Batu Bara/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - PT Berau Coal Energy Tbk. (BRAU) diketahui hanya menyerap belanja modal (capex) sepanjang tahun lalu sebesar US$38 juta, atau hanya 43,6% dari yang dianggarkan sebesar US$87 juta.

Seperti dikutip dari website resmi Asia Resource Minerals Plc selaku induk usaha Berau Coal, Rabu (12/2/2014), rendahnya penyerapan capex ini disebabkan oleh efisiensi yang sedang fokus dilakukan oleh perseroan.

Rendahnya capex adalah hasil dari investasi untuk hauling road dan jembatan yang dikurangi, beserta infrastruktur pendukung lainnya. Melihat situasi pasar sekarang yang masih cukup menantang, capex untuk 2014 sepertinya juga akan dikurangi.

Tahun ini, Berau Coal terus menekan biaya dan meningkatkan efisiensi. Perseroan sedang berdiskusi dengan sejumlah kontraktor tambang terkait tarif untuk 2014. Laporan selengkapnya akan dirilis dalam Full Year Result yang akan dipublikasikan 28 Maret 2014.

Dari sisi operasional, Berau Coal juga mencatat realisasi produksi batu bara selama 2013 sebesar 23,5 juta ton, naik 11,7% dari 2012. Produksi ini sesuai dengan target yang dipatok 23 juta ton. Khusus di kuartal IV/2013, produksi sebesar 5,9 juta ton, naik 1,1% yoy.

Produksi batu bara selama 2013 yang 23,5 juta ton itu naik 12% dari 2012 yang 21 juta ton. Sementara itu dari sisi penjualan, selama 2013 perseroan berhasil menjual batu bara sebanyak 23,3 juta ton, naik 11% dari 2012 yang 21,1 juta ton.

Nick von Schirnding, CEO Asia Resource Minerals Plc mengatakan produksi batu bara Berau tahun ini ditargetkan tumbuh sekitar 10%.

“Saat ini diskusi dengan pemerintah Indonesia masih berlangsung untuk meminta persetujuan peningkatan kuota produksi kami di atas 23 juta ton,” ujarnya seperti dikutip, Rabu (12/2/2014).

Adapun harga rata-rata penjualan (average selling price/ASP) sepanjang 2013 diketahui hanya US$59,6 per ton, turun 16% dari 2012 yang sebesar US$70,9 per ton.

Masih dikutip dari website Asia Resource Minerals Plc (dulu bernama Bumi Plc), Grup Bakrie telah menginformasikan bahwa mereka tidak bisa memenuhi penyelesaian transaksi pemisahan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) yang telah dijadwalulang menjadi 21 Februari 2014. Grup Bakrie telah resmi memohon perpanjangan waktu.

“Kami sedang berdiskusi dengan Grup Bakrie untuk memahami alasan mereka yang terus-menerus mengulur transaksi serta sampai kapan perpanjangan waktu diperlukan,” ungkap manajemen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper