Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Tembaga Anjlok, Ini Aksi Emiten Kabel KBLI

Tembaga anjlok dan mencetak penurunan harga terpanjang sejak Januari 1996 diterpa melemahnya data manufaktur China. Akibatnya, emiten kabel harus menghitung ulang harga jual.
/Ilustrasi/Bisnis.com
/Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Tembaga anjlok dan mencetak penurunan harga terpanjang sejak Januari 1996 diterpa melemahnya data manufaktur China. Akibatnya, emiten kabel harus menghitung ulang harga jual.

Sekretaris Perusahaan PT KMI Wire and Cable Tbk. (KBLI) Asep Kusno menuturkan penurunan harga tembaga dunia itu menyebabkan perseroan menyesuaikan harga jual kabel kepada konsumen.

Namun, dia belum bisa menjelaskan secara rinci besaran penurunan harga jual yang akan dilakukan perseroan. Hal itu disebabkan perubahan harga jual dipengaruhi bukan oleh harga tembaga dunia saja, melainkan juga oleh harga aluminium dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Pada prinsipnya, harga jual kami akan selalu sejalan dengan fluktuasi harga, baik tembaga maupun aluminium, bahkan kurs dolar AS,” tegasnya seperti diberitakan Bisnis Indonesia, Selasa (4/2/2014).

Di tempat terpisah, Kepala Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan tembaga memang sangat peka terhadap data dari Negeri Tirai Bambu itu.

Sebab, China tercatat sebagai konsumen tembaga terbesar di dunia. Perkembangan pembangunan dan industri China menjadikan tembaga sebagai salah satu bahan baku paling dibutuhkan.

“Pasti itu [melemah] tembaga karena data per data. Saya kira market sudah mencerna dan pergerakan akan terbatas dan melemah,” kata Lukman.

Lukman menambahkan pelemahan harga tersebut tak hanya berlangsung dalam waktu dekat ini. Prediksi melambatnya ekonomi China membuat outlook tembaga dan sejumlah logam industri lainnya turut melemah karena prediksi permintaan yang lesu.

Pada kesempatan terpisah, pengamat komoditas Ibrahim juga mengatakan hal senada. Dia mengungkapkan rilis data China punya dampak yang luar biasa terhadap pergerakan harga komoditas.

Menurutnya, efek China ini sudah mulai tampak. “Pertumbuhan ekonomi China melambat seharusnya di kuartal dua atau tiga, tapi ini di kuartal satu saja sudah kelihatan sekali karena imbas membaiknya ekonomi AS,” paparnya.

Dia mengungkapkan perbaikan ekonomi Amerika Serikat juga turut memicu kejatuhan tembaga. Saat nilai dolar AS terkerek permintaan terhadap tembaga akan surut mengingat logam itu ditransaksikan dalam dolar.

Hard commodities akan terjun bebas. Kalau biasanya kuartal satu terdongkrak, kali ini adalah kuartal paling angker,” kata Ibrahim.

Pada transaksi sore kemarin, harga tembaga untuk pengiriman dalam 3 bulan di London Metal Exchange (LME) tercatat turun sekitar 0,32% menjadi US$7.042 per ton. Selama Januari tembaga tergerus 4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdiyan
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnis Indonesia (4/2/2014)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper