Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tunggu Putusan The Fed, Bagaimana Posisi Rupiah dan Emas?

Kekhawatiran terhadap hasil pertemuan Fed Open Market Committee (FOMC) dan kondisi fundamental yang tak mendukung membuat nilai tukar rupiah menembus level Rp12.100/US$.

Bisnis.com, JAKARTA - Kekhawatiran terhadap hasil pertemuan Fed Open Market Committee (FOMC) dan kondisi fundamental yang tak mendukung membuat nilai tukar rupiah menembus level Rp12.100/US$.

Pada penutupan transaksi kemarin, Selasa (17/12), nilai rupiah terdepresiasi 0,17% menjadi Rp12.125 per dolar AS di Bloomberg Dollar Index. Selama transaksi kemarin, nilai rupiah sempat anjlok ke level Rp12.158 per dolar AS. Angka tersebut sekaligus menjadi yang terlemah sejak Maret 2009.

Sementara itu, Bank Indonesia menetapkan kurs tengah rupiah pada Rp12.104 per dolar AS, menguat 1 poin dibandingkan dengan nilai tengah sehari sebelumnya di level Rp12.105 per dolar.

Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan kekhawatiran soal kemungkinan pengurangan stimulus moneter Bank Sentral AS (tapering off) tak hanya terjadi pada rupiah.

“Pastinya semakin mendekati [kemung kinan tapering] semakin gelisah. Di pasar lain juga begitu di saham, emas. Pasar tidak berani memegang rupiah terlalu banyak,” kata Ariston, seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Rabu (18/12/2013).

Meski tak yakin bahwa rupiah sudah terlalu lemah, Ariston menilai posisi rupiah saat ini sudah tak nyaman untuk pelaku pasar.

Dia menambahkan jika saja rupiah bisa bertahan pada level Rp11.000-an kemungkinan besar pasar akan terbiasa selama 3 bulan mendatang.

“Tapi ini naik terus, kalau stabil di sini bisa terbiasa. Yang penting stabil,” katanya.

Terkait dengan logam mulia yang telah disandera habis-habisan oleh isu tapering off, Analis dari PT Phillip Futures Juni Sutikno menilai meski jadi fokus, pasar seharunya tak terlalu mengkhawatirkan FOMC kali ini.

Pasalnya, arah kebijakan Federal Reserve (the Fed) sudah mulai terbaca setelah sekian lama isu tapering mengaduk-aduk harga emas.

“Enggak [khawatir] karena sudah mulai dibaca arahnya dan pengaruhnya bagaimana. Ketika Januari, menjelang FOMC Maret itu yang lebih berat,” kata Juni. Dia menilai, agaknya tapering off tak akan dilakukan the Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnis Indonesia (18/12/2013)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper