Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan mendorong masyarakat meningkatkan kegiatan literasi keuangan di bursa berjangka.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurti mengatakan peningkatan tersebut akan menjadi agenda bersama pemerintah, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Saat ini, financial literacy di Indonesia baru 50%, dan data OJK menyebutkan produk dan layanan jasa di industri pasar modal hanya dikenal oleh 2% responden dengan pemanfaatan kurang dari 1%.
“Futures literacy di Indonesia masih sangat minim. Padahal, di negara lain, mereka yang berpendapatan menengah ke bawah sudah bermain di futures. Deposito mereka anggap tidak cukup. Indonesia butuh literasi bursa berjangka,” kata Bayu, Rabu (20/11/2013).
Menurutnya, literasi keuangan di sektor bursa berjangka pada masyarakat besar akan berdampak sangat besar terhadap ekonomi dan sosial. Dengan demikian, kebijakan pemerintah juga akan mendapatkan dukungan.