Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak mentah Brent turun ke level terendah dalam kurun lebih dari empat bulan setelah nilai tukar euro melemah terhadap dolar AS menyusul langkah pemangkasan suku bunga acuan yang dilakukan bank sentral Eropa (ECB) .
Harga minyak Laut Utara itu turun 1,7%, sedangkan WTI melemah 0,6%.
Gubernur ECB Mario Draghi berjanji mempertahankan biaya pinjaman yang rendah untuk periode yang diperpanjang. Euro melemah ke level terendah dalam dua tahun terhadap dolar AS sehingga mengurangi daya tarik bahan mentah berdenominasi dolar AS sebagai bentuk investasi.
“Peningkatan produk domestik bruto AS yang lebih tinggi dari perkiraan dan penurunan suku bunga ECB semakin memperkuat dolar AS,” ujar Tim Evans, analis energi pada Citi Futures Perspective di New York sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (8/11/2013).
Dia menambahkan penguatan dolar AS umumnya diasosiasikan dengan pelemahan harga komoditas.
Brent untuk pembayaran Desember turun US$1,78 dan berakhir pada posisi US$103,46 per barel di bursa London. Posisi itu merupakan yang terendah sejak 1 Juli.
Sementara itu, volume seluruh kontrak tercatat 52% di atas rata-rata 100 hari pada pukul 15.57 waktu setempat atau pukul 02.57 WIB.
WTI turun 60 sen menjadi US$94,20 per barel di bursa New York. Volume kontrak tercatat 11% lebih rendah dari 100 hari. Sedangkan selisih harga WTI terhadap Brent mencapai US$9,26.