Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Harap-harap Cemas Tunggu Debt Ceiling

Bisnis.com, JAKARTA - Keputusan tentang debt ceiling (pagu utang) AS akan menjadi penggerak utama pasar modal pada pekan ini, sementara data inflasi September dan neraca perdagangan bakal menjadi sentimen domestik.

Bisnis.com, JAKARTA - Keputusan tentang debt ceiling (pagu utang) AS akan menjadi penggerak utama pasar modal pada pekan ini, sementara data inflasi September dan neraca perdagangan bakal menjadi sentimen domestik.

“Pada Senin malam waktu AS bakal ada keputusan mengenai debt ceiling AS. Jika hasilnya adalah shut down [penutupan plafon], maka kemungkinan pasar akan melemah,” ujar Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe.

Menurutnya, sentimen eksternal lebih diperhitungkan untuk saat ini. Sementara sentimen internal seperti data inflasi September dan data neraca perdagangan belum menjadi faktor penggerak utama.

“Penggerak indeks kan kebanyakan masih pemodal asing, maka ya jelas kalau saat ini faktor utama adalah tentang kelanjutan ekonomi AS,” jelasnya.

Kiswoyo memperkirakan indeks pada pekan ini bakal berada di kisaran 4.400 hingga 4.500. Adapun sektor perbankan dan consumer goods bakal menjadi penggerak utama. Menurutnya indeks bakal bullish jika mampu menembus level 4.500 lagi.

Kepala Riset PT Trust Securities Reza Priyambada mengatakan meski IHSG baru membuka tren kenaikan jangka pendek, tetapi masih rentan terjadinya pelemahan seiring potensi terjadinya aksi profit taking di pekan depan jika rilis data-data nantinya masih direspon negatif.

“Adanya sentimen dari inflasi, potensi penaikan kembali BI rate, penaikan TDL, pelemahan Rupiah, dan lainnya akan mempengaruhi pergerakan IHSG di pekan depan selain dari rilis data-data global,” ujarnya.

Dia menyarankan untuk mencermati sektor konsumer, perdagangan, infrastruktur, dan industri dasar. Untuk pekan depan, beberapa data ekonomi yang akan menjadi perhatian sentimen antara lain data inflasi September dan neraca perdagangan Indonesia.

Sementara data dari ekonomi gobal adalah HSBC Manufacturing PMI, HSBC services PMI, dan NBS manufacturing PMI China. Selain itu Chicago purchasing index, redbook, construction spending, nonfarm payrolls, dan ISM manufacturing index AS.

“Saya perkirakan pekan depan IHSG akan berada pada rentang support 4.325-4.450 dan level resisten di kisaran 4.664-4.798,” jelasnya.

Perlu diketahui debt ceiling AS ditetapkan ketika pemerintahan Ronald Reagan pada 1981 (64 tahun lalu). Pada saat itu debt ceiling telah mencapai US$1 triliun dan cenderung meningkat dari waktu ke waktu.

Hingga masa pemerintahan Obama saat ini, debt ceiling AS mencapai US$16,7 triliun lebih. Adapun dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, hanya pada masa pemerintahan Clinton saja debt ceiling mampu terjaga stabil.

Sebagai gambaran, dalam periode 19 tahun sejak 1981 hingga akhir pemerintahan Clinton pada 2000, debt ceiling telah meningkat sebesar US$5 triliun menjadi US$6 triliun.

Akan tetapi dalam 13 tahun terakhir sejak awal pemerintahan Bush 2001 hingga Obama 2013, debt ceiling terus meningkat dengan cepat sebesar US$10,7 triliun mencapai US$16,7 triliun.

Jumlah utang Amerika meningkat dari tingkat pertumbuhan rata-rata US$15 miliar per tahun (1917-1980) naik menjadi rata-rata US$263 miliar per tahun (1980-2000), dan dalam 10 tahun hingga 2010 melonjak hingga rata-rata US$800 miliar per tahun (2000-2010).

Peningkatan debt ceiling menandakan semakin membengkaknya utang pemerintah dan saat ini porsi utang pemerintah hampir mencapai 100% GDP Amerika.

Hal tersebut menandakan perekonomian Amerika dibiayai utang dan ketergantungan Amerika terhadap utang menjadi sangat tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper