Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) terus melemah hingga hari ketiga akibat adanya isyarat pemulihan produksi minyak mentah Libia serta meredanya isu serangan militer Suriah.
Nilai kontrak turun hingga 0,5% setelah ditutup kemarin pada level terendah dalam tiga pekan. Menlu AS, John Kerry bersama para diplomat dari Prancis dan Inggris terus mengupayakan resolusi PBB untuk menghapuskan senjata kimia di Suriah.
Sementara itu, Libia menyimpan sekitar 25% produksinya menyusul dilanjutkannya pembicaraan antara pemerintah dan pekerja tambang yang mengancam mogok kerja.
Harga WTI untuk pengiriman Oktober turun hingga 58 sen menjadi US$106,01 per barel di bursa New York Mercantile Exchange dan bertengger di posisi US$106,05 pukul 06.50 waktu Singapura atau 05.50 WIB. Kontrak minyak mentah itu turun US$1,62 menjadi $106,59 kemarin sekaligus yang terendah sejak 26 Agustus. Sedangkan volume seluruh kontrak yang diperdagangkan sekitar 45% di bawah rata-rata 100 hari.
Sementara itu, minyak Brent untuk pembayaran November turun US$1,63 atau 1,5% menjadi US$110,07 per barel saat penutupan perdagangan di bursa ICE Futures Europe London kemarin. Posisi harga itu merupakan yang terendah sejak 22 Agustus. Dengan demikian, selisih harga minyak mentah acuan Eropa dengan WTI mencapai US$3,88 sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (17/9/2013).