Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Menguat, Apakah akan Berlanjut Hingga Siang?

Bisnis.com, JAKARTA—Harga emas terlihat naik untuk keempat kalinya dalam lima sesi perdagangan setelah pelemahan dolar AS memicu peningkatan permintaan terhadap logam mulia tersebut sebagai investasi alternatif. Apakah kenaikan kan berlanjut, karena

Bisnis.com, JAKARTA—Harga emas terlihat naik untuk keempat kalinya dalam lima sesi perdagangan setelah pelemahan dolar AS memicu peningkatan permintaan terhadap logam mulia tersebut sebagai investasi alternatif. Apakah kenaikan kan berlanjut, karena indeks Comex Bloomberg justru menunjukkan penurunan harga emas sekita pukul 6:20 WIB?

Indeks Dolar Bloomberg, sebuah indikator atas 10 mata uang utama, turun hingga 0,4% atau merosot untuk pertama kalinya dalam tiga sesi perdagangan. Penguatan dolar AS tahun ini yang tercatat 3,7% pada perdagangan kemarin di AS, berkontribusi atas penurunan harga emas hingga 19%.

Sementara itu, catatan pertemuan dari Komisi Pasar Bebas Federal (FMOC) bank sentral AS akan dikeluarkan besok. Catatan itu akan menjadi acuan bagi investor untuk melihat kapan bank tersebut akan mengurangi stimulus moneter.

“Dolar AS menyangga harga emas,” ujar Phil Streible, seorang broker komoditas pada R.J. O’Brien & Associates di Chicago sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (21/8/2013). Pasar akan menunggu indikasi yang jelas dari bank sentral besok, ujarnya menambahkan.

Kontrak emas untuk pengiriman Desember naik 0,5% menjadi US$1.372,60 per ounce pukul 13.42 (20/8/2013) di bursa Comex New York setelah turun hingga 1%. Harga tersebut naik 4,5% pekan lalu atau yang tertinggi sejak12 Juli.

Harga emas menuju penurunan terburuk per tahun sejak 1997 setelah para investor kehilangan kepercayaan pada komoditas lindung nilai tersebut. Bank sentral AS kemungkinan mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan senilai US$85 miliar pada September, menurut 65% ekonom yang disurvei Bloomberg dari 9 hingga 13 Agustus.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper