Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Semester I/2013, Lonsum & Salim Ivomas Mengecewakan

Bisnis.com, JAKARTA—Kinerja semester I/2013 PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), produsen sawit di bawah Grup Salim, jauh di bawah ekspektasi dan konsensus para analis. Pencapaian

Bisnis.com, JAKARTA—Kinerja semester I/2013 PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), produsen sawit di bawah Grup Salim, jauh di bawah ekspektasi dan konsensus para analis. Pencapaian hingga akhir tahun diprediksi hanya mencapai setengah dari ekspektasi.

London Sumatera (Lonsum) membukukan laba bersih Rp179,16 miliar atau sekitar 37% dari hasil konsensus 24 analis. Data Bloomberg menunjukkan, konsensus 24 analis memperkirakan laba bersih LSIP hingga akhir tahun nanti mencapai Rp961,15 miliar.

Adapun, realisasi penjualan Lonsum yang mencapai Rp1,93 triliun pada paruh pertama tahun ini mencapai 88,37% dari prediksi para analis yang menetapkan total penjualan hingga akhir tahun mencapai Rp4,36 triliun.

Realisasi laba bersih Salim Ivomas bahkan hanya mencapai 25,02% dari prediksi hasil konsensus 10 analis, dengan penjualan bersih yang bisa memenuhi estimasi atau 99,99% dari prediksi. 

Akibatnya, harga saham Salim Ivomas kemarin anjlok 5,63% ke level Rp670 pada perdagangan Kamis (15/8/2013) dibandingkan dengan Rp710 pada hari sebelumnya. Saham Lonsum ditutup turun 0,87% ke level Rp1.140.

“Kalaupun produksi ditingkatkan pada semester kedua, tidak akan bisa mencapai target. Paling banter setengah dari konsensus yang ada,” kata Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner PT Investa Saran Mandiri.

Dia memperkirakan harga saham kedua emiten tersebut belum dapat bergerak naik dalam waktu dekat. “Sahamnya harusnya jangan dipegang dulu karena belum mencapai bottom.”

Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengaku tidak kaget terhadap kinerja semester I Lonsum dan Salim Ivomas. “Saya belum melihat detil kinerjanya, tetapi ini tidak begitu mengagetkan karena selama semester pertama, harga CPO melemah. Jadi SIMP dan LSIP tidak bisa menjual dengan harga tinggi."

Dia berharap kinerja emiten sawit akan membaik pada paruh kedua tahun ini, didorong oleh kondisi ekonomi global yang mulai pulih, sehingga permintaan dan harga CPO meningkat.

Fordyanto Widjaja, analis PT Credit Suisse Securities Indonesia, bahkan mencatat laba bersih Salim Ivomas hanya mewakili 15% dari ekspektasi dan 12% konsensus pelaku pasar secara umum.

Laba bersih perseroan pada paruh pertama tahun ini anjlok 84% dibandingkan dengan Rp686 miliar pada periode yang sama tahun lalu. “Kinerjanya sangat mengecewakan karena pelemahan harga minyak sawit mentah (CPO) dan beban pokok penjualan yang meningkat. Pertumbuhan ke depan sangat tergantung dari hasil penjualan selama peak-season yang berakhir bulan ini,” seperti dikutip dari risetnya yang dipublikasi Kamis (15/8/2013).

Dia juga memperkirakan koreksi harga saham Lonsum dan Salim Ivomas akan terus berlanjut dan menuju pada kondisi oversold.

BUYBACK SAHAM

Namun, pelemahan harga saham justru mendukung momentum perseroan dalam melakukan pembelian kembali (buyback). Per 31 Juli 2013,
Salim Ivomas telah menggelontorkan Rp7,48 miliar untuk membeli 10,12 juta lembar saham dengan harga ratarata pembelian Rp739.622.

Salim Ivomas mencadangkan dana senilai Rp350 miliar untuk membeli kembali 315 juta saham atau 2% dari total saham perseroan. Perseroan berencana menyimpan saham yang telah dibeli kembali untuk dikuasai sebagai treasury stock.

Sementara itu, Lonsum juga berencana membeli kembali 31 juta saham atau 0,46% dari total saham perseroan dengan dana sekitar Rp60 miliar.

“Buyback akan memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam mengelola struktur permodalan, dengan memperhatikan kebutuhan dana untuk rencana
perkembangan dan ekspansi, di samping membantu stabilisasi harga saham perseroan,” jelas Presiden Direktur Salim Ivomas Mark Wakeford, seperti dikutip
dari rilis perseroan.

Mark juga optimistis kinerja keuangann ke depan tidak lagi bergantung pada produk kelapa sawit. Perseroan akan mengandalkan segmen gula rafinasi yang diharapkan berkontribusi ekstra pada semester II/2013. (ltc)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Bisnis Indonesia (16/8/2013)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper