Bisnis.com, JAKARTA— Harga emas sedikit berubah setelah the Fed menyatakan akan mempertahankan pembelian obligasi per bulan sebesar US$85 miliar, sementara konsistensi tingkat inflasi yang rendah bisa menjadi kendala pertumbuhan ekonomi.
“Komisi mengakui bahwa inflasi yang terus berada di bawah 2% bisa membawa risiko pada kinerja ekonomi,” menurut pernyataan Komisi Pasar Bebas Federal hari ini dalam satu kesimpulan pertemuan dua hari di Washington sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (1/8/2013).
Harga emas anjlok 22% tahun ini. Pasalnya, para investor kehilangan kepercayaan atas komoditas indung nilai tersebut setelah tingkat inflasi rendah, bahkan sampai setelah para pembuat kebijakan mencetak uang dalam skala yang tidak pernah ada sebelumnya.
Menurut Tom Power, seorang broker komoditas senior pada O’Brien & Associates di Chicago, pada satu sisi mempertahankan stimulus positif, namun pada sisi lain kekhawatiran akan deflasi tidak menguntungkan bagi harga emas.
Harga emas untuk pengiriman Desember turun 0,1% menjadi US$1.323,80 pada pukul 04.17 sore waktu setempat atau pukul 05.17 WIB di bursa Comex New York. Harga komoditas itu merosot 0,9% atau US$1.313 pada sesi penutupan perdagangan reguler.
Gubernur Bank Sentral AS, Ben S. Bernanke mengatakan bulan ini bahwa terlalu dini untuk memutuskan apakah akan mulai memperketat pembelian obligasi pada September. Sebelumnya dia mengatakan pada 19 Juni bahwa pembelian obligasi bisa dikurangi kalau perekonomian membaik. (ltc)