BISNIS.COM, SINGAPURA--Harga minyak turun di Asia pada Selasa, setelah data China yang suram mengangkat kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua dunia itu.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun 11 sen menjadi US$95,66 per barel pada Selasa (11/6) sore.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli turun 29 sen menjadi US$103,66.
"Banyak data mengecewakan yang telah keluar dari China selama akhir pekan, termasuk data impor dan ekspor," Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets di Sydney, mengatakan kepada AFP.
"Kami juga mendekati posisi teratas dari kisaran WTI. Setiap kenaikan harga kemungkinan akan dibatasi oleh penjualan teknikal." "Kami mengalami kesulitan setiap kali sampai ke tingkat US$97-US$98," kata Yawger dari Mizuho Securities USA, mencatat bahwa pasar telah gagal terhadap tingkat itu sebanyak tiga kali sejak April.
"Orang-orang keluar dari posisi mereka karena mereka sebelumnya tidak berhasil melewati tingkat itu." China selama akhir pekan menerbitkan banyak indikator ekonomi yang mengecewakan, sehingga memicu kekhawatiran tentang melambatnya pertumbuhan di konsumen energi terbesar dunia itu. (Antara/Reuters)
HARGA MINYAK: Turun di Pasar Asia, Data Industri China Suram
BISNIS.COM, SINGAPURA--Harga minyak turun di Asia pada Selasa, setelah data China yang suram mengangkat kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua dunia itu. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium