Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia berpotensi menguat hari ini mengikuti lonjakan Wall Street pada akhir pekan lalu. Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada data ekonomi China.
Keputusan kebijakan moneter dari Australia dan Jepang masing-masing pada Rabu dan Jumat pekan ini, akan menjadi peristiwa yang menggerakkan pasar. Namun sebelum itu, investor mencerna banyak berita utama dari China pada Minggu (5/3/2023) waktu setempat.
Mengutip Reuters, Senin (6/3/2023), sesi tahunan Kongres Rakyat Nasional (NPC), dan laporan dari Kementerian Keuangan dan Perencana Negara China telah menguraikan tujuan dan rencana strategis Beijing selama setahun ke depan.
Di bidang ekonomi, pemerintah China menargetkan pertumbuhan tahun ini sekitar 5 persen, lebih rendah dari target tahun lalu sebesar 5,5 persen.
Pemerintah juga akan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko di sektor properti, mengintensifkan dorongannya untuk menjadikan China mandiri dalam teknologi, dan bank sentral akan memberikan dukungan kuat untuk pembangunan ekonomi.
Data paling signifikan, Beijing mengatakan akan meningkatkan pengeluaran pertahanan sebesar 7,2 persen, naik dari tahun lalu dan melampaui pertumbuhan PDB yang diharapkan. Hal ini karena Perdana Menteri Li Keqiang menyerukan angkatan bersenjata untuk meningkatkan kesiapan tempur.
Baca Juga
Visi makro, militer, dan geopolitik Beijing untuk 12 bulan ke depan yang diuraikan pada akhir pekan datang karena investor mendapatkan lebih banyak wawasan tentang bagaimana kemajuan pembukaan kembali ekonomi China dengan rilis data perdagangan, inflasi, dan kredit Februari minggu ini.
Angka inflasi dari Korea Selatan, Filipina, Thailand dan Taiwan minggu ini akan diawasi ketat oleh investor dan pembuat kebijakan. Sementara itu Bank Sentral AS Federal Reserve tampaknya berada di jalur untuk memperketat kebijakan lebih lanjut, kenaikan baru dalam dolar dapat mengintensifkan tekanan inflasi yang dipicu perdagangan forex di Asia.
Perhatian investor akan beralih ke Jepang akhir pekan ini, dengan rilis data PDB kuartal keempat pada Kamis dan keputusan kebijakan BOJ pada Jumat, yang terakhir di bawah gubernur Haruhiko Kuroda.