Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia terpantau naik seiring dengan tanda-tanda pemulihan ekonomi China yang lambat. Pelaku pasar juga sedang menunggu pertemuan OPEC+ pada Kamis pekan ini untuk arahan lebih lanjut.
Mengutip Bloomberg pada Senin (2/12/2024) harga minyak mentah jenis Brent terpantau naik 0,3% dan diperdagangkan pada level US$72,05 per barel. Adapun, harga minyak Brent tercatat turun 3% pada pekan lalu.
Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga menguat 0,3% ke level US$68,22 per barel.
Pergerakan harga minyak dipengaruhi oleh data aktivitas pabrik China yang meningkat untuk bulan kedua pada November.
Data tersebut menjadi indikasi sementara pemulihan ekonomi di negara pengimpor minyak mentah terbesar itu setelah gelontoran stimulus yang diumumkan akhir September lalu. Sementara itu, OPEC+ menunda pertemuan mereka mengenai pasokan selama empat hari.
Para pedagang akan mencari petunjuk tentang kebijakan masa depan pada pertemuan tersebut. Pada pertemuan itu, OPEC+ secara luas diharapkan menunda sedikit peningkatan produksi untuk ketiga kalinya.
Baca Juga
Harga minyak telah diperdagangkan dalam kisaran kurang dari US$6 sejak pertengahan Oktober, terombang-ambing oleh perkembangan geopolitik di Timur Tengah dan Rusia, prospek kepresidenan Trump berikutnya, dan prospek di China.
Kepala strategi komoditas untuk ING Groep NVWarren Patterson, menuturkan, harga minyak sebagian besar masih dalam kisaran, dengan banyak ketidakpastian menjelang pertemuan OPEC+.
"Meskipun pasar tidak memerlukan pasokan tambahan dari kelompok tersebut tahun depan, tantangannya adalah menemukan keseimbangan antara mencoba mendukung pasar dan membatasi kerugiannya dalam pangsa pasar," kata Patterson.
Sementara itu, di Timur Tengah, gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran tampaknya berhasil, meskipun kedua pihak saling menuduh telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.
Pada perkembangan lain, Iran telah berjanji untuk membantu pemerintah Suriah setelah pemberontak merebut kota terbesar kedua di negara itu, Aleppo, dalam eskalasi pertempuran.