Bisnis.com, JAKARTA – Credit Suisse memproyeksikan pasar saham Asia akan mengungguli bursa emerging market lainnya pada paruh kedua tahun 2020. Pelemahan nilai dolar AS, perbaikan rilis data ekonomi, dan dukungan kebijakan moneter diperkirakan akan menjadi faktor pendukung.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (24/6/2020), Chief Investment Officer South Asia dari Credit Suisse Ray Farris mengatakan, pasar Asia paling diuntungkan dengan pembukaan kembali kegiatan ekonomi dunia. Pasalnya, mayoritas perekonomian di wilayah tersebut amat bergantung pada kegiatan ekspor.
“Negara-negara di Asia juga lebih mampu melonggarkan kebijakan moneternya dan meningkatkan likuditas di pasar domestik dibandingkan wilayah lain yang nilai mata uangnya dibawah lebih banyak tekanan,” jelasnya.
Pembukaan kegiatan ekonomi di China membuat pemulihan perekonomian di wilayah Asia lebih cepat dibandingkan region lain. Hal tersebut telah terlihat dari sejumlah rilis data ekonomi seperti kenaikan konsumsi dan produksi di sektor industri China serta pelonggaran pengiriman di Korea Selatan.
Adapun, indeks bursa Asia hanya berjarak 5 persen dari sisa kerugian yang dialami pada tahun ini. Indeks tersebut juga telah mengungguli laju rebound emerging market di wilayah lainnya.
Laporan tersebut juga menyebutkan, pelemahan nilai dolar AS terhadap sejumlah mata uang di wilayah Asia akan memperkuat prospek positif bursa Asia. Hingga saat ini, nilai dolar AS terhadap 10 mata uang di Asia telah terdepresiasi 2 persen.
Baca Juga
“Prospek pertumbuhan ekonomi global yang membaik serta ekpektasi terhadap suku bunga acuan AS yang tetap rendah hingga 2022 akan mendukung penguatan nilai mata uang di Asia terhadap dolar AS. Apabila pelemahan ini terjadi, dan pasar meresponnya dengan positif, maka aliran modal asing juga akan kembali masuk di wilayah Asia,” jelas Farris.
Pada laporan tersebut, Credit Suisse memperkirakan mayoritas pasar saham Asia, kecuali Jepang, akan memiliki kinerja yang mumpuni pada semester II/2020. Credit Suisse memberikan nilai outperform untuk Taiwan karena ditopang oleh perusahaan-perusahaan teknologinya.
Credit Suisse juga merekomendasikan pasar Hong Kong dan Indonesia. Khusus untuk Indonesia, Farris mengatakan tingkat konsumsi negara tersebut diprediksi akan pulih pada paruh kedua tahun 2020 dan berdampak positif pada pasar saham.