Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BISNIS.COM, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi kembali terkoreksi seiring dengan sentimen negatif dari global dan bursa regional.
 
Analis Indosurya Asset Management Fridian Warda memperkirakan IHSG akan bergerak di level 4.725-4.850 di tengah kekhawatiran pasar akan rencana pemberian dana talangan (bailout) untuk Siprus.
 
“Selain sentimen dari inflasi, sentimen global seperti dana talangan Siprus juga menjadi sentimen yang diperhatikan pelaku pasar,” tuturnya, Senin (18/3/2013).
 
Seperti diketahui, para menteri Zona Eropa memberi persyaratan yang belum pernah diberikan sebelumnya kepada negara Zona Euro debitur lain, yakni pengenaan pajak bagi deposito bank-bank Siprus.
 
Siprus diwajibkan mengenakan pajak sebesar 6,75% dari deposito perbankan di bawah 100.000 euro, yang merupakan pagu untuk mendapatkan asuransi dari Uni Eropa (UE), dan 9,9% dari deposito dengan nilai di atas pagu tersebut.
 
“Ketidakpastian ini biasanya akan diikuti dengan aksi ambil untung [profit taking]. Para investor tidak mau ambil resiko dengan kondisi tersebut,” ujarnya.
 
Dengan kondisi tersebut, Fridian merekomendasikan saham-saham ritel yang bersifat defensif atau saha yang telah terkoreksi cukup dalam, a.l seperti saham MAPI, INDF dan UNVR.
 
Sementara itu, saham yang perlu dihindari yakni saham-saham dari sektor perbankan. Menurutnya, saham perbankan masih rawan aksi profit taking karena sentimen negatif dari kenaikan bahan-bahan pokok, dan berimbas terhadap angka inflasi.
 
Sementara itu, analis Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza Mihardja mengatakan secara teknikal indeks akan bergerak di level 4.782-4.823.
 
“Keputusan akan pemberlakuan pajak atas bank deposits diperkirakan akan memberikan sentimen yang kuat terhadap pergerakan market,” ujarnya.
 
Selain itu, data housing market index akan memberikan sentimen tambahan terhadap pergerakan indeks. Saham-saham yang dapat diperhatikan a.l seperti saham ARNA, INDF, AKRA, dan BBNI.  (ra)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper