Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AALI: Penjualan CPO Astra Agro Melonjak pada Januari

JAKARTA--PT Astra Agro Lestari Tbk membukukan penjualan CPO sepanjang Januari 2013 sebesar Rp806,11 miliar, naik 11,58% dari periode yang sama 2012 sebesar Rp722,45 miliar.Sementara itu, penjualan produk kernel dari emiten berkode AALI itu tercatat sebesar

JAKARTA--PT Astra Agro Lestari Tbk membukukan penjualan CPO sepanjang Januari 2013 sebesar Rp806,11 miliar, naik 11,58% dari periode yang sama 2012 sebesar Rp722,45 miliar.

Sementara itu, penjualan produk kernel dari emiten berkode AALI itu tercatat sebesar Rp79,05 miliar, turun 2,78% dari kinerja periode yang sama 2012 sebesar Rp81,31 miliar.

Investor Relation Astra Agro Rudy Limardjo mengatakan volume penjualan CPO perseroan sepanjang Januari 2013 tumbuh sebesar 36,4% menjadi 131.868 ton dari periode yang sama 2012 sebesar 96.662 ton.

"Dari total volume penjualan tersebut pasar lokal menyerap 90,5% [119.369 ton] dan sisanya diserap pasar ekspor sebesar 9,5% [12.499 ton]," katanya dalam buletin bulanan yang dipublikasikan, Senin (25/2).

Dia menerangkan harga rerata CPO perseroan sepanjang Januari 2013 turun 18,2% menjadi Rp6.113 per kilogram dari periode yang sama 2012 sebesar Rp7.474 per kilogram.

"Begitu pula dengan harga rerata kernel menjadi Rp2.681 per kilogram atau turun 32,2% tetapi untuk volume penjualannya meningkat 43,7% menjadi 29.485 ton," jelasnya.

Lebih lanjut Rudy menerangkan total produksi CPO dunia sepanjang 2012 tumbuh 5,2% menjadi 53,16 juta ton dibandingkan dengan periode yang sama 2011 sebesar 50,55 juta ton yang utamanya berasal dari produksi CPO Indonesia dan Malaysia.

"Produksi CPO Indonesia pada periode tersebut mencapai 26,50 juta ton, naik 10% tetapi untuk produksi CPO Malaysia turun 0,7% yakni dari 18,91 juta ton menjadi 18,79 juta ton," tuturnya.

Sementara itu, tambah Rudy, konsumsi CPO dunia pada 2013 diproyeksikan mencapai 54,85 juta ton, naik 6,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 51,65 juta ton yang mana Indonesia dan Malaysia masing-masing menyerap 13,7% dan 4,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Achmad Aris
Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper