Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siam Cement akuisisi 93,47% saham KIAS

JAKARTA: Siam Cement Pcl, konglomerat industrial ternama di Thailand, melalui anak usahanya SCG Building Materials Company Limited mengakuisisi mayoritas 93,47% saham produsen keramik PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk (KIAS). Melalui anak perusahaannya

JAKARTA: Siam Cement Pcl, konglomerat industrial ternama di Thailand, melalui anak usahanya SCG Building Materials Company Limited mengakuisisi mayoritas 93,47% saham produsen keramik PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk (KIAS). Melalui anak perusahaannya yang lain yakni SCG Distribution Company Limited, Siam Cement juga mengakuisi saham mayoritas perusahaan distributor bahan bangunan nasional PT Kokoh Inti Arebama Tbk (KOIN).Dalam keterbukaannya kepada otoritas bursa Thailand yang dirilis hari ini, Vice Presiden Finance and Investmen & CEO The Siam Cement, Chovalit Ekabut, mengungkapkan SCG Building Materials Company Limited telah menandatangani perjanjian jual-beli saham (CSPA) sebesar 93,47% atau 7,88 juta saham milik KIAS pada 27 April 2011."Dengan aksi tersebut, SCG akan memiliki total kapasitas produksi keramik mencapai 149 juta meter kubik yang akan mengamankan posisi SCG sebagai produsen keramik terbesar," katanya.KIAS merupakan lima terbesar produsen keramik di Indonesia yang memiliki pangsa pasar mencapai 10% dengan 3 pabrik yang berlokasi Jawa Barat dan Jawa Timur. Total kapasitas produksi yang dimiliki KIAS saat ini mencapai 27 juta meter kubik jenis keramik lantai/dinding dan 23 juta lembar keramik atap dan asesoris."SCG akan meningkatkan kapasitas produksi KIAS menjadi 31 juta meter kubik dari posisi saat ini 4 juta meter kubik," tambahnya.Sementara itu, akuisi KOIN oleh Siam Cement melalui anak perusahaannya SCG Distribution Company Limited, keduanya telah menandatangani CSPA sebesar 70,35% atau 690 juta saham milik KOIN pada 28 April 2011.Baik SCG Distribution maupun KOIN sama-sama merupakan perusahaan distributor bahan bangunan. "SCG berharap untuk meningkatkan lebih lanjut pengetahuan ini untuk meningkatkan daya saing di masa depan ekspansi di Indonesia," ujarnya. (ln)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro