Bisnis.com, JAKARTA – Dolar AS menguat dari posisi terendah pada perdagangan Senin (29/1/2018), namun masih berjuang untuk mematahkan pelemahan enam minggu berturut-turut di tengah keraguan tentang komitmen Washington terhadap mata uang yang kuat.
Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama menguat 0,06% atau 0,05 poin ke level 89,117 pada pukul 11.48 WIB.
Dolar AS sedikit terdorong oleh data Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat pada Jumat, yang menunjukkan konsumsi domestik dan belanja modal yang kuat meskipun PDB inti lebih lebih lemah dari yang diperkirakan karena kenaikan impor.
Baca Juga
Namun, pelaku pasar mengharapkan lebih banyak angin dorongan terhadap dolar AS, yang telah tertekan oleh kekhawatiran bahwa Presiden Donald Trump dapat menggunakan kebijakan mata uang sebagai alat untuk menekan negara lain untuk mendapatkan 'kesepakatan' perdagangan yang lebih baik.
"Saya tidak melihat adanya perubahan dalam tren penurunan dolar yang lebih besar, namun mengingat angka PDB AS menunjukkan konsumsi kuat dan imbal hasil obligasi AS meningkat, sulit untuk memperkirakan penurunan tajam dalam dolar," kata Kazushige Kaida, kepala analis valuta asing State Street Bank, seperti dikutip Bloomberg.
Greenback juga kehilangan daya tarik relatifnya bagi investor. Suku bunga jangka pendek diperkirakan akan meningkat di negara lain karena Bank Sentral Eropa dan banyak lainnya mulai mengurangi pelonggaran kebijakan moneter mereka.