Bisnis.com, JAKARTA - Harga tembaga terangkat seiring dengan proyeksi berkurangnya produksi dari tambang Grasberg akibat aksi mogok pekerja.
Pada penutupan perdagangan Senin (2/5/2017), harga tembaga di bursa London Metal Exchange (LME) meningkat 43,50 poin atau 0,76% menuju US$5.735 per ton. Sepanjang tahun berjalan, harga naik 3,61%.
Sekitar 8.000 pekerja di tambang Grasberg, sebagai penghasil tembaga kedua terbesar di dunia, melakukan aksi mogok sejak peringatan Hari Buruh, yakni 1 Mei 2017 sampai dengan 30 Mei 2017. Aksi tersebut berpotensi menghambat rencana PT Freeport Indonesia (PTFI) yang ingin meningkatkan produksi dan ekspor.
Petugas hubungan industrial serikat pekerja Tri Puspital menyampaikan ada sekitar 30.000 karyawan termasuk kontraktor yang mengelola Grasberg. Diperkirakan 9.000 pekerja mengikuti aksi mogok.
Lucas Pipes, analyst FBR Capital Markets & Co., mengatakan aksi mogok 8.000 pekerja selama bulan Mei bakal memberikan dampak signifikan terhadap pengoperasian tambang.
"Hampir tidak mungkin untuk mencapai kapasitas produksi maksimal," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (2/5/2017).
PTFI sebenarnya sudah mendapatkan jatah volume ekspor konsentrat tembaga sebanyak 1,11 juta wet metric ton (WMT) sampai 16 Februari 2018 pada Jumat (21/4/2017). Kendati demikian, produksi di tambang Grasberg masih dilakukan secara bertahap sesuai kapasitas penyerapan pasar.
Perusaan sebelumnya berencana memacu produksi bijih tembaga hingga 200.000 ton per hari, dimana 145.000 di antaranya berasal dari tambang terbuka (open pit).