Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbaiki Kinerja, MASA Fokus Tiga Strategi

Manajemen PT Multistrada Arah Sarana Tbk. tahun ini setidaknya akan menerapkan tiga strategi utama, seiring visi perseroan mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih di kisaran 10% hingga 15% dengan harapan dapat menorehkan net profit
Multistrada arah sarana/youtube
Multistrada arah sarana/youtube

Bisnis.com, JAKARTA—Manajemen PT Multistrada Arah Sarana Tbk. tahun ini setidaknya akan menerapkan tiga strategi utama, seiring visi perseroan mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih di kisaran 10% hingga 15% dengan harapan dapat menorehkan net profit.

Uthan Muhammad Arief Sadikin, Direktur Multistrada Arah Sarana, mengakui jika tahun lalu kinerja keuangan perseroan tak lebih baik dari 2014. Penjualan perseroan pada 2015 hanya US$237,02 juta dengan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$26,79 juta

Penjualan tahun lalu tersebut turun sekitar 16% dari 2014 yang mencapai US$282,04 juta. Pada 2014 perseroan mencatatkan laba bersih US$605.161. Dia menyebut, kurang baiknya performa keuangan perseroan pada 2015 akibat pelambatan ekonomi global. Maklum saja, 70% produksi emiten produsen ban bersandi saham MASA itu untuk keperluan ekspor.

“Pertumbuhan kami harapkan 10% hingga 15% tentunya dengan raihan laba, tapi kalau laba belum bisa kami beritahukan. Untuk itu kami ada beberapa strategi untuk meraih target,” ujarnya, Kamis (9/6). 

Pertama, pihaknya akan menyesuaikan produk bagi masing-masing wilayah yang disasar untuk pasar ekspor. Dia mencontohkan, di kawasan Eropa pihaknya harus menyediakan ban khusus musim panas serta musim dingin. Atau, di pasar Amerika Serikat perseroan harus melakukan penetrasi pasar di kendaraan SUV.

Dalam hal ini perseroan menganggarkan belanja modal hingga US$30 juta. Total anggaran itu direncanakan terserap habis pada kuartal I/2017. Uthan menyebut, saat ini sudah terserap sekitar 20%. Dana tersebut digunakan untuk membeli mesin-mesin baru agar produksi ban lebih beragam.

Kedua, perseroan gencar memperluas pasar di kawasan-kawasan potensial seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, negara-negara Uni Eropa, Asia Tenggara, maupun di kawasan Timur Tengah. Hal ini dilakukan perseroan dengan memperbaiki rantai pasok.

Sebagai gambaran, pasar ekspor terbesar bagi perseroan adalah Amerika Serikat dan Eropa. Tahun ini masing-masing kawasan tersebut diperkirakan memberikan kontribusi 10% dan 7% terhadap total pendapatan

Terlebih untuk pasar Amerika Serikat, MASA memberikan perhatian khusus. Sebabnya, Amerika Serikat sedang menggenjot impor ban dari luar China, untuk memproteksi banjirnya produk asal negeri Tirai Bambu di negara Paman Sam itu.

“Kami perbesar penjualan di pasar yang memiliki prospek besar dengan membenahi supply chain sehingga kami bisa mempertahankan pasokan dengan konstan dan meningkat secara bertahap,” ujarnya.

Selain itu, perseroan pun gencar melakukan efisiensi khususnya pada bahan baku dengan selektif memilih pemasok. Terlebih, perseroan diuntungkan harga komoditas karet yang sedang anjlok.

“Kami selektif dalam memilih pemasok karena diuntungkan harga komoditas yang turun. Tapi kami menjaga turunnya harga ban agar tidak secepat bahan baku untuk mempertahankan margin sehingga produk kami lebih kompetitif,” kata Henry Komala, Wakil Presiden Direktur MASA dalam kesempatan yang sama.

Adapun kinerja MASA pada tiga bulan pertama tahun ini belum sesuai harapan. Pendapatan yang dibukukan perseroan hanya US$62,15 juta turun 6,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$66,67 juta. Pada kuartal I/2016 perseroan merugi US$1,32 juta, meski demikian angka tersebut dapat ditekan dari kurun waktu yang sama tahun lalu US$2,54 juta.

Meski demikian, Henry menyebut pihaknya tetap optimistis tahun ini bisa membukukan pertumbuhan. Dia menjelaskan, pada 2015 kinerja per kuartal menunjukkan grafik menurun hingga tutup tahun. Akan tetapi dia mengkalim tahun ini akan sebaliknya

Dia mencontohkan, pada kuartal kedua grafik kinerja kembali meningkat terlebih terdorong faktor Lebaran. Meski tidak menyebut pertumbuhan pada kuartal II/2016 dibandingkan tiga bulan sbelumnya, pihak perseroan memperkirakan Lebaran akan mengatrol penjualan 10% dari bulan biasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper