Bisnis.com, LONDON – Di tengah kekhawatiran jatuhnya harga minyak dunia berpotensi menahan laju inflasi di Eropa, Amerika Serikat, dan sejumlah negara lainnya, warga Inggris justru mendapatkan berkah dari jatuhnya harga minyak dunia.
Setelah, sepanjang awal tahun ini harga minyak dunia terus tergerus hingga di bawah level US$50 per barel. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah negara juga turut diturunkan karena harga bahan baku yang murah.
Hasilnya, jutaan warga di Inggris dapat menghemat 50 poundsterling dalam sebulan setelah harga minyak jatuh ke level terendah dalam lima setengah tahun terakhir.
Harga BBM di Inggris pada tahun ini diturunkan 6,3% menjadi 1,08 poundsterling per liter atau Rp20.591 per liter dibandingkan sebelumnya senilai 1,16 poundsterling per liter atau Rp22.116 per liter.
Adapun untuk BBM Diesel harganya diturunkan 4,95% menjadi 1,16 poundsterling atau Rp22.116 per liter dibandingkan dengan sebelumnya 1,22 poundsterling per liter atau Rp23.260 per liter.
Dari penurunan harga BBM itu diperkirakan keluarga kecil di Inggris yang mempunyai dua mobil bisa menghemat pengeluaran 12,5 poundsterling setiap minggunya.
Apalagi, Uni Eropa juga berencana menurunkan harga BBM di wilayah pedesaan dan terpencil Inggris seperti North Yorkshire. Sebagai catatan, harga BBM di wilayah terpencil Inggris sangat mahal, jadi diperkirakan dengan rencana itu 125.000 warga di North Yorkshire bisa menikmati BBM lebih murah.
Juru Bicara RAC, Asosiasi Otomotif Inggris Simon Williams mengatakan pengumuman dari Uni Eropa itu menjadi sejarah baru untuk warga pedesaan dan terpencil di Inggris yang akhirnya bisa merasakan BBM murah di tengah kejatuhan harga minyak.
“Pasalnya, warga di pedesaan dan daerah terpencil sangat mengandalkan kendaraannya untuk beraktivitas sehingga penurunan ini akan berdampak signifikan kepada mereka,” ujarnya seperti dilansir Mirror .co.uk, Sabtu (17/1/2015).
Senada, Presiden Automobile Association (AA) Edmund King mengatakan keputusan itu menjadi dorongan besar bagi orang-orang di desa untuk meningkatkan aktivitas bisnis mereka.
“Tapi, saya masih khawatir masyarakat di desa dan terpencil tidak mendapatkan keuntungan dari momentum kejatuhan harga minyak,” ujarnya.
Terakhir, pergerakan harga minyak Brent melonjak 3,97% menjadi US$50,17 per barel setelah para trader di Swiss dan Belanda siap menampung pasokan dengan menyimpan di kapal tanker. Hal itu dilakukan para trader untuk memanfaatkan momentum dan menahan pelemahan lebih lanjut. (Bisnis.com)
BACA JUGA:
BPS: Inflasi Diperkirakan Turun Bulan Ini
3 Cara Atasi Kulit Kaki Kering & Pecah