Bisnis.com, JAKARTA—Harga emas turun hingga dua hari berturut-turut di bursa New York di tengah kekhawatiran bank sentral akan terus memperketat stimulus sehingga menurunkan permintaan terhadap logam mulai itu sebagai aset lindung nilai.
Bank sentral AS memangkas belanja obligasi bulanannya hingga US$75 miliar dari US$85 miliar pada Desember tahun lalu.
Bank tersebut kemungkinan akan melanjutkan pemotongan belanja obligasi sebesar US$10 miliar pada setiap pertemuan hingga berakhirnya program tersebut tahun ini, menurut hasil survei Bloomberg pada 10 Januari.
Kemarin harga emas turun 0,8% atau yang terendah sejak 30 Desember tahun lalu. Sedangkan Morgan Stanley menurunkan target harga untuk tahun ini sebesar 12% menjadi US$1.160 per ounce.
“Pasar akan menahan diri dan bersikap menunggu menjelang pertemuan bank sentral AS dan secara umum pasar lesu,” ujar Frank Lesh, seorang trader pada FuturePath Trading LLC sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (23/1/2014).
Kontrak emas untuk pengiriman Februari melemah 0,3% menjadi US$1.238,60 di bursa Comex pada pukul 13.44 waktu New York atau pukul 12.44 WIB hari ini. Harga emas anjlok 28% tahun lalu atau yang terendah sejak 1981.
Para investor kehilangan kepercayaan pada emas sebagai aset lindung nilai di tengah rendahnya inflasi dan pergerakan naik ekuitas.