Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) mulai melemah meskipun masih di zona hijau sepanjang 2025 berjalan. IHSG pada perdagangan hari ini, Kamis (7/8/2025) pun diproyeksikan masih dalam tren koreksi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan pelemahan 0,15% ke level 7.503,75 pada perdagangan kemarin, Rabu (6/8/2025). Namun, IHSG masih di zona hijau, menguat 5,99% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
Tim Riset Phintraco Sekuritas menilai IHSG ditutup melemah pada perdagangan kemarin setelah selama perdagangan, indeks bergerak fluktuatif di teritori positif dan negatif dalam kisaran sempit. Saham sektor consumer noncyclical mencatatkan koreksi terbesar, sedangkan saham sektor basic material membukukan kenaikan terbesar.
Adapun, pada perdagangan hari ini, secara teknikal, indikator MACD membentuk death cross dengan histogram negatif. Lalu, indeks Stochastic RSI mendekati area oversold, namun belum ada indikasi reversal. Indikator accumulation/distribution masih menunjukkan distribusi.
"Sehingga IHSG diperkirakan konsolidatif di 7.450-7.550 dengan kecenderungan koreksi terbatas," tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas pada Kamis (7/8/2025).
IHSG diproyeksikan akan uji resistance di level 7.550, pivot 7.500, dan support 7.450 pada perdagangan hari ini.
Terdapat sejumlah sentimen yang menyertai pergerakan IHSG. Data indeks harga rumah di domestik pada kuartal II/2025 tumbuh 0,9% secara tahunan (year on year/yoy) dari 1,07% yoy di kuartal I/2025.
Pertumbuhan indeks harga rumah merupakan yang paling kecil sejak 2003. Tim Riset Phintraco Sekuritas menilai bahwa data tersebut diindikasikan akibat penurunan daya beli masyarakat dan kenaikan pemutusan hubungan kerja. Hal ini terlihat dari pertumbuhan harga rumah yang paling lambat terjadi pada rumah berukuran kecil.
Dari luar negeri, investor akan mencermati data surplus neraca perdagangan China periode Juli 2025 yang diperkirakan turun. Investor juga akan menantikan pertemuan Bank of England yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga menjadi 4% dari 4,25%. Kemudian, akan dirilis data initial jobless claims AS yang diperkirakan sedikit naik.
Phintraco Sekuritas menilai terdapat sejumlah saham yang patut diperhatikan hari ini. Deretan saham yang direkomendasikan hari ini antara lain PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS), PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS), PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) dan PT Indosat Tbk. (ISAT).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.