Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Danantara dan ACWA Power Dorong Investasi Energi Hijau Rp163,7 Triliun

Danantara dan ACWA Power menindaklanjuti MoU senilai Rp163,7 triliun untuk investasi energi hijau di Indonesia.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025 di Jakarta, Selasa (5/8/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025 di Jakarta, Selasa (5/8/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Danantara Indonesia bersama ACWA Power menindaklanjuti nota kesepahaman (MoU) senilai US$10 miliar atau sekitar Rp163,7 triliun yang telah diteken di Arab Saudi pada awal Juli 2025.

CEO Danatara Indonesia Rosan Roeslani mengatakan pembahasan berfokus pada potensi investasi strategis di sektor energi terbarukan dan infrastruktur pendukung, termasuk peluang penghiliaran yang terintegrasi dengan ekonomi hijau

“Indonesia bersama salah satu perusahaan energi terkemuka dunia, ACWA Power, menindaklanjuti MoU senilai US$10 miliar atau sekitar Rp163,7 triliun yang telah kami tandatangani di Arab Saudi awal Juli lalu,” ungkapnya lewat akun resmi Instagram @rosanroeslani, Rabu (6/8/2025) 

Adapun, pertemuan lanjutan tersebut dihadiri Founder & Chairman ACWA Power Mohammad Abunayyan, CEO Marco Arcelli, serta VP Business Development South & Southeast Asia (SSEA) Salman Baray.

“Kementerian Investasi dan Danantara siap mengawal setiap langkah investasi ini agar memberikan manfaat maksimal bagi pembangunan dan masa depan energi hijau nasional,” pungkas Rosan. 

Sebelumnya, PT Danantara Asset Management (Persero), holding operasional Danantara Indonesia, memfasilitasi kerja sama strategis antara PT Pertamina dan PT PLN dalam pengembangan energi panas bumi. 

Kerja sama itu melibatkan PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO). Kesepakatan dituangkan dalam Head of Agreements ini mencakup proyek Ulubelu Bottoming Unit di Lampung dan Lahendong Bottoming Unit di Sulawesi Utara.

Ruang lingkup kerja meliputi perumusan skema kemitraan, pemanfaatan wilayah kerja panas bumi (WKP), percepatan implementasi proyek, studi kelayakan teknis, serta pembentukan tim kerja bersama. 

Diperkirakan 19 proyek existing berkapasitas sekitar 530 MW akan diakselerasi melalui sinergi operasional lintas entitas. Potensi tambahan kapasitas diproyeksikan mencapai 1.130 MW dengan nilai investasi US$5,4 miliar. 

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro