Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTBA, ANTM hingga TINS Rampungkan Dividen, Intip Gerak Sahamnya

Emiten di bawah MIND ID yakni PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), dan PT Timah Tbk. (TINS) telah merampungkan pembayaran dividen hari ini.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (27/3/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (27/3/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Deretan emiten di bawah holding tambang pelat merah MIND ID yakni PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), dan PT Timah Tbk. (TINS) telah merampungkan pembayaran dividen kepada pemegang sahamnya hari ini, Jumat (11/7/2025).

Ketiga emiten tambang pelat merah itu telah menetapkan pembayaran dividen mengacu keputusan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada bulan lalu, 12 Juni 2025.

ANTM menebar dividen sebesar Rp3,6 triliun atau Rp151,77 per saham. Nilai dividennya mencapai 100% dari raupan laba tahun buku 2024.

PTBA memutuskan menebar dividen Rp3,82 triliun atau Rp332,26 per saham pada tahun buku 2024. Nilai dividen PTBA mencapai 75% dari laba.

Kemudian, TINS menebar dividen Rp474,65 miliar atau Rp63,73 per saham. Nilai dividen TINS mencapai 40% dari laba tahun buku 2024.

Baik ANTM, PTBA, dan TINS pun telah merampungkan tebaran dividennya kepada pemegang saham dengan jadwal pembayaran pada hari ini, Jumat (11/7/2025).

“Pembayaran dividen ini merupakan bentuk komitmen kami dalam memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Hari ini sesuai jadwal perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham," kata Corporate Secretary TINS Rendi Kurniawan dalam keterangan tertulis pada Jumat (11/7/2025). 

Akan tetapi, di tengah momen tebaran dividen, gerak saham ANTM, PTBA, dan TINS kompak lesu. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham ANTM misalnya turun 8,84% dalam sebulan perdagangan terakhir atau sejak tanggal efektif tebaran dividen hingga masa pembayaran dividen hari ini, ditutup di level Rp2.990 per lembar.

Meski begitu, harga saham ANTM masih di zona hijau, telah naik 96,07% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Begitu juga dengan harga saham PTBA yang terjun 17,61% dalam sebulan perdagangan terakhir ditutup di level Rp2.480 per lembar pada saat pembayaran dividen hari ini. Harga saham PTBA pun berada di zona merah, turun 9,82% ytd.

Kemudian harga saham TINS turun 11,49% dalam sebulan perdagangan terakhir ke level Rp1.040 per lembar pada saat pembayaran dividen hari ini. Harga saham TINS pun di zona merah, turun 2,8% ytd.

Prospek Saham

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Indri Liftiany menilai emiten emas seperti ANTM masih memiliki potensi penguatan pada semester II/2025, meskipun tidak melesat kencang, selepas meredanya konflik geopolitik.

“Berbicara mengenai prospek emiten emas di semester II 2025, saya menilai bahwa harga emas sendiri masih berpotensi meningkat meskipun tidak begitu masif, mengingat memang saat ini ketidakpastian pasar sudah mulai mereda,” katanya pada beberapa waktu lalu.

Menurut dia, penguatan lanjutan harga emas akan sangat bergantung pada kebijakan tarif Trump terhadap kegiatan ekspor dan prospek penurunan suku bunga.

Kendati demikian, penguatan harga emas hingga 80% dalam 3 tahun terakhir justru mengindikasikan bahwa emas bakal selalu menjadi instrumen yang menarik bagi para investor. Indri merekomendasikan saham ANTM dengan target beli pada Rp3.120 hingga target harga pada Rp3.600 dan stop loss pada Rp2.950.

Untuk PTBA, Analis MNC Sekuritas Raka Junico W dalam riset pada 9 Juli 2025 menyatakan pihaknya mempertahankan peringkat netral terhadap sektor batu bara. Sikap hati-hati ini diambil karena risiko penurunan produksi akibat curah hujan yang di atas rata-rata hingga akhir tahun.

Salah satu katalis positif yang diidentifikasi adalah potensi kenaikan harga spot batu bara dalam jangka pendek, menyusul implementasi regulasi baru di China mulai Juli 2025. Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga berpotensi mengerek harga minyak mentah yang secara historis berkorelasi dengan harga batu bara.

Secara spesifik, PTBA diperkirakan akan mendapatkan peningkatan permintaan dari PLN pada kuartal II/2025, yang dapat menyumbang hingga 40% dari total pendapatan perusahaan, dibandingkan 29% pada kuartal sebelumnya.

MNC Sekuritas merekomendasikan hold untuk PTBA dengan target harga di level Rp2.500 per lembar.

Untuk TINS, Analis Sinarmas Sekuritas Inav Haria Chandra dan Kenny Shan dalam risetnya mempertahankan rekomendasi buy untuk TINS dengan target harga di level Rp1.800 per lembar.

"Pandangan konstruktif kami didukung oleh prospek produksi yang membaik, tren ASP [harga jual rata-rata/average selling price] yang kuat, dan potensi kenaikan dari revisi RKAB [rencana kerja dan anggaran biaya] yang dapat meningkatkan volume ekspor," tulis Inav dan Kenny dalam risetnya.

Dalam jangka panjang, Sinarmas Sekuritas menilai terdapat peluang bagi saham TINS didorong upaya pemerintah dalam menangani penambangan ilegal yang selama ini jadi tantangan bagi TINS dan membantu menormalkan dinamika pasar.

Akan tetapi, terdapat tantangan bagi saham TINS di antaranya harga timah yang lebih rendah, gangguan produksi terkait cuaca, dan meningkatnya tekanan biaya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper