Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diastika Biotekindo (CHEK) Kejar Target Pertumbuhan Pendapatan 40% Usai IPO

Diastika Biotekindo (CHEK) membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 40% pada 2025 usai resmi mencatatkan saham perdananya di BEI, Kamis (10/7/2025).
Jajaran direksi PT Diastika Biotekindo Tbk. (CHEK) sesaat setelah pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis (10/7/2025). / JIBI - Rama Paramahamsa
Jajaran direksi PT Diastika Biotekindo Tbk. (CHEK) sesaat setelah pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis (10/7/2025). / JIBI - Rama Paramahamsa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen alat kesehatan PT Diastika Biotekindo Tbk. (CHEK) menetapkan target pertumbuhan pendapatan double digit setelah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Kamis (10/7/2025).

Direktur Utama Diastika Biotekindo Franciscus Xaverius menerangkan, pada 2025, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 40% secara tahunan. Angka itu lebih tinggi sekitar 10% dibandingkan rata-rata pertumbuhan pendapatan perseroan secara tahunan sebesar 20–30%.

"Kita targetkan tahun 2025 tumbuhnya itu sekitar double [digit]. Jadi kalau tadi lihat angkanya [pendapatan] Rp150–Rp160 miliar. Tahun ini, kami targetkan Rp220an miliar,” kata Franciscus saat ditemui di Bursa, Kamis (10/7/2025).

Salah satu dasar kepercayaan diri CHEK berasal dari telah tersedianya dana yang memungkinkan perseroan mengikuti tender pengadaan alat kesehatan dari Kementerian Kesehatan.

Adapun CHEK tengah mengikuti 3 tender dari Kementerian Kesehatan. Adapun ketiga proyek tersebut antara lain proyek pengadaan program Strengthening Indonesia’s Healthcare Referral Network (SIHREN), Strengthening of Primary Healthcare in Indonesia (SOPHI), dan Indonesia – Public Laboratory System Strenghtening (InPLUS).

Estimasi nilai pengadaan dari ketiga proyek tersebut adalah sebesar Rp100 miliar. Sementara itu, melalui hasil penawaran umum, CHEK berhasil meraup dana sebesar Rp104,32 miliar. Franciscus menerangkan, hampir seluruh hasil dana penawaran umum nantinya akan digunakan perseroan untuk modal kerja berupa pendanaan proyek.

“Karena pengadaan itu kami harus beli secara cash kepada principal kami, jadi salah satunya adalah modal ini [hasil IPO], penggunaannya untuk itu,” kata dia.

Selain itu, upaya inovasi juga tengah dicanangkan perseroan untuk memastikan pertumbuhan pendapatan. Salah satunya, CHEK tengah mengembangkan teknologi genomic di dalam negeri.

Jika sebelumnya kontribusi terbesar terhadap pemasukan CHEK adalah berasal dari produk HbA1C untuk diabetes, kini, teknologi genomic yang tengah dikembangankan diprediksi bakal menjadi produk utama perseroan.

“Kemarin-kemarin, kami jagoan produknya adalah HbA1c dan produk kontrol. Sekarang kita ingin mengembangkan produk genomic yang akan mungkin jadi jagoan berikutnya,” tambahnya.

Sebelumnya, hingga akhir 2024, Diastika Biotekindo membukukan jumlah aset Rp118,8 miliar. Sementara itu, jumlah liabilitasnya Rp25,56 miliar dan ekuitasnya Rp93,24 miliar.

CHEK juga mengantongi pendapatan sebesar Rp117,46 miliar pada 2022, Rp129,09 miliar pada 2023, dan Rp154,79 miliar pada 2024. Dari situ, laba tahun berjalan Diastika Biotekindo tercatat sebesar Rp13,59 miliar pada 2023 dan Rp15,17 miliar pada 2024. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper