Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

8 Emiten Baru CDIA, BLOG, COIN Cs Listing Pekan Ini, Siap Dongkrak IHSG?

Sebanyak delapan emiten baru seperti CDIA, BLOG hingga COIN siap melantai di BEI pekan ini. Mampukah aksi IPO tersebut mendongkrak kinerja IHSG?
I Putu Gede Rama Paramahamsa,Fahmi Ahmad Burhan
Senin, 7 Juli 2025 | 06:00
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/12/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/12/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) bersiap diramaikan oleh gelombang emiten anyar pada pekan ini, seiring delapan perusahaan resmi melantai di lantai bursa. Aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dari PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), PT Trimitra Trans Persada Tbk. (BLOG), hingga PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT) menjadi perhatian pelaku pasar, sekaligus menjadi katalis yang berpotensi mengungkit transaksi saham di pasar modal domestik.

Berdasarkan data e-IPO, parade pencatatan saham perdana dimulai pada Selasa (8/7/2025) oleh PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT) dan PT Asia Pramulia Tbk. (ASPR). Dalam aksinya, PSAT menghimpun dana segar sebesar Rp200,11 miliar, sedangkan ASPR meraup Rp100,68 miliar.

Gelombang IPO berlanjut pada Rabu (9/7/2025), saat PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) dan PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) resmi masuk ke papan perdagangan BEI.

COIN, yang merupakan induk usaha Bursa Berjangka dan Bursa Aset Kripto PT Central Finansial X (CFX) serta Kustodian Aset Kripto PT Kustodian Koin Indonesia (ICC), melepas sebanyak 2,2 miliar saham atau setara 15% dari total modal ditempatkan dengan harga IPO Rp100 per saham. Dari aksi ini, COIN dipastikan mengantongi dana Rp220,58 miliar.

Sementara itu, perhatian besar juga tertuju pada CDIA, anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) milik konglomerat Prajogo Pangestu. CDIA mematok harga IPO di batas atas Rp190 per saham, yang berpotensi menghimpun dana jumbo hingga Rp2,37 triliun. Dalam prospektusnya, CDIA akan melepas sebanyak-banyaknya 12,48 miliar saham biasa, atau setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Dana hasil IPO tersebut tak hanya menjadi amunisi ekspansi, tapi juga memperkuat posisi CDIA di sektor infrastruktur, terutama di bidang energi, air, kepelabuhanan, penyimpanan, dan logistik nasional. Sekitar Rp871,76 miliar akan digunakan untuk pengembangan bisnis logistik, termasuk pembelian kapal dan kebutuhan operasional. Sementara itu, Rp1,5 triliun dialokasikan untuk pembangunan fasilitas tangki penyimpanan, jaringan pipa ethylene, dan infrastruktur pendukung lainnya di kawasan industri strategis.

“Melalui penawaran umum perdana ini, kami ingin memperkuat posisi sebagai mitra pertumbuhan bagi industri, serta membuka peluang kolaborasi yang mampu mendorong pengembangan jangka panjang dan bernilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata Presiden Direktur CDI Group, Fransiskus Ruly Aryawan.

Pesta IPO berlanjut pada Kamis (10/7/2025) dengan empat perusahaan anyar turut resmi melantai di BEI. Mereka adalah PT Merry Riana Edukasi Tbk. (MERI), PT Trimitra Trans Persada Tbk. (BLOG), PT Diastika Biotekindo Tbk. (CHEK), dan PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk. (PMUI).

MERI yang bergerak di sektor edukasi menawarkan 235,13 juta saham ke publik dengan harga penawaran Rp128 per saham. Total dana yang dihimpun mencapai Rp30,09 miliar.

Dari sektor alat kesehatan, CHEK melepas 815 juta saham dengan harga IPO Rp128 per saham, yang berpotensi meraup dana Rp104,32 miliar. CHEK merupakan perusahaan afiliasi dari PT UBC Medical Indonesia Tbk. (LABS).

Sementara itu, BLOG, perusahaan logistik milik konglomerat Djoko Susanto, melepas 563,25 juta saham dengan harga Rp250 per saham. Dana segar yang dikantongi dari IPO mencapai Rp140,81 miliar. Di sisi lain, PMUI, induk dari PT Graha Prima Mentari Tbk. (GRPM) yang telah listing tahun lalu, menawarkan 1,16 miliar saham dengan harga Rp180 per saham, dengan potensi dana mencapai Rp208,8 miliar.

Prospek & Daya Tarik Saham IPO

Sejumlah analis memandang kehadiran emiten-emiten baru ini dapat membawa warna segar bagi pasar, meski tetap dibayangi selektivitas investor. Equity Analyst Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, menilai beberapa perusahaan yang akan melantai di BEI pekan ini memiliki prospek menarik, terutama COIN dan PSAT.

“COIN dan PSAT memiliki valuasi yang tergolong undervalued, baik dari sisi price to earnings (PE) maupun price to book value (PBV). Selain itu, keduanya mencatatkan net profit margin (NPM) masing-masing 42% dan 25%, jauh di atas rata-rata sektoral. Kesehatan keuangan mereka pun tergolong baik dengan rasio utang rendah,” ujar Sukarno.

Meski begitu, ia menggarisbawahi adanya calon emiten yang tergolong overvalued, seperti CHEK, BLOG, dan ASPR. Namun, ketiga perusahaan itu tetap menunjukkan indikator profitabilitas yang di atas rata-rata sektoral.

Sebagai contoh, BLOG mencatatkan NPM sebesar 10% dibanding rata-rata sektoral 5%. CHEK juga membukukan NPM 10%, jauh di atas rata-rata sektoral sebesar 1%. ASPR pun, meski mencatatkan NPM 3%, tetap lebih baik dibanding rata-rata sektoral 1%.

Secara sektoral, BLOG dan PSAT diproyeksi diuntungkan oleh lonjakan permintaan logistik akibat pesatnya e-commerce dan digital spending.

“BLOG dan PSAT bisa cocok untuk strategi jangka panjang karena valuasi relatif murah, rasio profitabilitas tinggi, dan utang yang rendah. Meski demikian, tetap perlu diwaspadai, mungkin lebih cocok untuk strategi jangka pendek juga,” ujar Sukarno.

Adapun CDIA sebagai anak usaha konglomerasi Prajogo Pangestu dinilai memiliki daya saing yang kuat di sektor infrastruktur. CDIA mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 25% YoY menjadi US$102,3 juta sepanjang 2024, berkat peningkatan penjualan di seluruh segmen bisnisnya.

Sukarno menyebut, prospek lini bisnis CDIA akan semakin cerah seiring tumbuhnya permintaan listrik nasional, kebutuhan kapal pengangkut energi, hingga pembangunan infrastruktur air, pelabuhan, dan penyimpanan.

“Menempatkan seluruh lini bisnis perseroan dalam posisi yang menjanjikan untuk pertumbuhan ke depan,” jelas Sukarno.

Meski begitu, ia mengingatkan potensi risiko seperti perubahan regulasi, volatilitas harga komoditas, keterlambatan proyek, hingga keterbatasan pembiayaan yang dapat membayangi bisnis CDIA ke depan.

Minat Investor & Sentimen IHSG

Aksi IPO kerap menjadi momentum yang menarik perhatian investor ritel maupun institusi, khususnya saat melibatkan perusahaan yang berafiliasi dengan konglomerasi besar.

Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus, menilai saat ini minat terhadap IPO masih tinggi, khususnya pada emiten dengan afiliasi kuat yang dinilai punya potensi aksi korporasi berkelanjutan.

“Untuk IPO sendiri saat ini menjadi pilihan yang menarik, terutama emiten yang memiliki afiliasi dengan konglomerasi grup tertentu yang banyak memiliki aksi korporasi,” kata Angga.

Meski begitu, ia mengingatkan bahwa transaksi pasar saham saat ini masih sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kondisi geopolitik dan ekonomi global.

Associate Director Pilarmas Investindo, Maximilianus Nicodemus, menegaskan bahwa fundamental bukan satu-satunya faktor dalam menentukan sukses tidaknya IPO, tetapi momentum juga menjadi aspek krusial.

“Bicara IPO bukan hanya bicara fundamental. Akan tetapi bicara juga momentum,” ujar Nicodemus.

Ia melihat, minat investor terhadap IPO tetap tinggi, namun kualitas emiten tetap jadi pertimbangan utama. Investor cenderung melirik perusahaan yang sudah memiliki pangsa pasar besar dan prospek pertumbuhan solid.

Dari sisi optimisme, Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati, menilai tahun ini aksi IPO berpotensi lebih semarak dibandingkan tahun lalu, seiring selesainya tahun politik dan dorongan ekspansi pasar.

Menurutnya, euforia saham IPO masih terasa, khususnya di kalangan investor ritel yang semakin melek terhadap prospek jangka pendek saham-saham baru tersebut.

“Memang menarik, akan tetapi high-risk, high-return. Kalau kita lihat, walaupun memang setelah 8 bulan IPO biasanya harga saham itu turun, namun pada saat mereka masuk di harga penawaran, kemudian listing dan ada kenaikan dalam 3 hari pertama itu sudah lumayan. Hal inilah yang menjadi euforia di pelaku pasar,” ujar Ike.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper