Rekomendasi Saham GIAA
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham GIAA telah naik 16,39% dalam sebulan terakhir ke level Rp71 per saham seiring dengan kabar restrukturisasi dan dukungan dana Danantara.
Harga saham GIAA pun di zona hijau, naik 29,09% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) per 1 Juli 2025.
Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Indri Liftiany Travelin Yunus mengatakan pergerakan saham GIAA dalam sebulan terakhir didorong oleh kabar dorongan dari Danantara.
Indri menilai suntikan dana dari Danantara kepada GIAA akan membantu GIAA membalikkan kondisi bisnis dan keuangannya.
Di sisi lain, menurut Indri, meskipun dalam kondisi merugi, GIAA tetap menjaga komitmennya dalam memberikan pelayanan penerbangan dengan sangat baik. Tercatat, GIAA berhasil memberangkatkan 91 ribu jamaah haji dengan on time performance sebesar 96,4% dan menjadi capaian on time performance tertinggi operasional penerbangan haji selama tiga tahun berturut-turut.
"GIAA memiliki peluang besar untuk dapat bangkit dari kertepurukannya, mengingat Presiden RI Prabowo Subianto juga gencar memberikan stimulus berupa penurunan harga tiket pesawat sehingga traffic perjalanan udara berpotensi meningkat dan berdampak positif bagi GIAA," ujar Indri
Namun, GIAA juga tetap dihadapkan dengan tantangan, yakni harga bahan bakarnya yang berpotensi meningkat. Hal ini mengingat harga komoditas minyak saat ini sudah kembali bergerak normal karena supply minyak masih cukup terjaga.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo W. juga mengatakan restrukturisasi dan suntikan Danantara memang menjadi katalis pendorong pergerakan saham GIAA.
Di sisi lain, saat ini kondisi GIAA sudah menunjukan adanya perbaikan kinerja, seperti penyusutan kerugian.
"Hal ini [penurunan kerugian] menandakan memang ada perbaikan secara fundamental sektoral mengingat mobilitas yang meningkat dengan banyaknya hari besar dan cuti bersama," kata Azis kepada Bisnis.
Sementara, Azis menilai masih terdapat tantangan bagi GIAA yakni daya beli yang lemah. Meskipun, saat ini pemerintah sudah merilis diskon pajak pertambahan nilai (PPN) pada tiket pesawat.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.