Data ketenagakerjaan ini dapat memengaruhi ekspektasi pasar terhadap waktu pemangkasan suku bunga berikutnya oleh The Fed. Investor juga memantau apakah tekanan inflasi mulai mereda dan membuka ruang bagi pelonggaran moneter.
Sementara itu, tenggat waktu 9 Juli yang ditetapkan untuk pemberlakuan tarif baru terhadap sejumlah negara turut menjadi fokus. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebutkan bahwa kesepakatan dagang dengan 18 mitra utama AS berpotensi rampung sebelum Hari Buruh, 1 September 2025.
Saham-saham AS telah mengalami rebound tajam sejak anjlok pada April lalu, usai Trump mengumumkan kebijakan tarif pada apa yang disebutnya sebagai “Hari Pembebasan”.
Mundurnya Trump dari beberapa tarif yang paling agresif membantu meredakan kekhawatiran akan potensi resesi, meskipun pasar tetap rentan terhadap perkembangan kebijakan dagang.
Investor juga akan mencermati pembahasan RUU fiskal di Kongres, untuk melihat seberapa besar potensi stimulus yang akan dikucurkan serta dampaknya terhadap defisit anggaran federal.
Baca Juga
Musim laporan kinerja keuangan kuartal II akan dimulai dalam beberapa pekan mendatang, dengan kekhawatiran terkait dampak tarif terhadap margin laba perusahaan dan daya beli rumah tangga. Berdasarkan data LSEG IBES, laba emiten S&P 500 diperkirakan tumbuh 5,9% pada kuartal II secara tahunan.
Josh Jamner, Senior Investment Strategy Analyst di ClearBridge Investments menuturkan, dalam beberapa minggu terakhir, pasar sangat dipengaruhi oleh geopolitik.
"Saya rasa dimulainya musim laporan laba akan mengembalikan fokus pasar ke fundamental," jelasnya.