Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Turun Tajam usai Gencatan Senjata Iran-Israel

Harga emas di pasar spot sempat turun ke level terlemah dalam dua pekan terakhir, usai kabar gencatan senjata antara Iran dan Israel.
Emas batangan 1 kilogram. / Bloomberg-Christopher Pike
Emas batangan 1 kilogram. / Bloomberg-Christopher Pike

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas turun tajam hingga 2% dan menyentuh level terendah dalam lebih dari dua pekan, setelah pengumuman gencatan senjata antara Iran dan Israel mengurangi minat pasar terhadap aset safe haven.

Melansir Reuters pada Rabu (25/6/2025) harga emas di pasar spot turun 1,4% ke level US$3.319,96 per troy ounce setelah sempat merosot lebih dari 2% ke level terendah sejak 9 Juni 2025. Sementara itu, harga emas berjangka AS melemah 1,8% di posisi US$3.333,90 per troy ounce.

Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus analis logam senior di Zaner Metals mengatakan, meredanya ketegangan di Timur Tengah menjadi faktor utama yang menekan harga emas. Permintaan untuk aset lindung nilai menurun dan pasar cenderung berada dalam mode risk-on

Menurut Grant, emas kemungkinan akan mendapat dukungan teknikal di kisaran US$3.300, dan lebih kuat lagi di level US$3.250.

Sementara itu, pasar saham global menguat dan dolar AS melemah setelah kabar gencatan senjata antara Iran dan Israel, meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut kedua pihak telah melanggar kesepakatan tersebut.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan pihaknya memerintahkan serangan balasan ke sejumlah target di Teheran, sebagai respons atas serangan rudal dari Iran yang dianggap sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap gencatan senjata.

“Masih ada pertanyaan apakah gencatan ini akan bertahan. Selama situasi belum benar-benar jelas, potensi penurunan harga emas juga kemungkinan terbatas,” ujar Grant.

Di sisi lain, Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dalam testimoni tertulisnya kepada Kongres menyebut bahwa bank sentral masih perlu waktu untuk melihat apakah kenaikan tarif akan memicu inflasi, sebelum mempertimbangkan pemangkasan suku bunga.

Pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin hingga akhir tahun, dimulai pada Oktober dengan pengurangan 25 bps.

Sebagai aset tanpa imbal hasil, emas cenderung menguat saat suku bunga rendah.

Pada perkembangan lain, harga perak spot turun 0,8% ke US$35,83 per ounce, menyentuh posisi terendah sejak 5 Juni. Platinum menguat 1,6% ke US$1.314,91, sementara palladium melemah 1,5% ke US$1.061,90.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper