Adu Katalis Indeks Papan Utama
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menerangkan, secara jangka pendek, konflik geopolitik antara Iran—Israel menjadi katalis bagi kinerja papan utama. Pasalnya, akibat perang tersebut, harga minyak melonjak.
Melansir Bloomberg, Senin (16/6/2025), harga minyak berjangka Brent untuk kontrak pengiriman pengiriman Agustus 2025 menguat 2,8% menjadi US$76,29 per barel pada pukul 05.30 WIB, setelah menguat 7% pada akhir pekan.
Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2025 menguat 2,7% ke US$74,95 per barel.
Ekky menilai, dengan terjadinya kondisi ketidakpastian global, investor institusi bakal cenderung memilih saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar di Papan Utama, ketimbang saham spekulatif lainnya. Terlebih lagi, jika harga minyak mampu bertahan tinggi.
Kondisi ini dinilai akan sangat menguntungkan anggota indeks di sektor energi seperti MEDC, PGAS, ELSA, hingga AKRA.
”Dalam skenario ini, sektor energi, logistik, serta komoditas seperti emas dan batu bara berpotensi mendorong penguatan selektif di papan utama,” katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (17/6/2025).
Hanya saja, penguatan yang bakal dialami oleh indeks Papan Utama hanya bersifat parsial. Ekky meragukan kinerja indeks Papan Utama bisa melampaui kinerja pada 2024. Salah satu alasannya, sektor perbankan sebagai penyumbang kapitalisasi pasar yang cukup besar, telah kehilangan momen pertumbuhan mereka.
Selain itu, para investor juga dinilai tengah memasang sikap defensif dalam merespon kekhawatiran terhadap beragam gejolak geopolitik yang terjadi belakangan.
”Di saat bersamaan, volatilitas global tinggi akibat ketegangan geopolitik dan perang dagang membuat banyak investor memilih untuk berlindung pada sektor defensif atau malah mengambil peluang spekulatif pada emiten-emiten bertumbuh tinggi di Papan Pengembangan,” katanya.
Akan tetapi, sejumlah katalis berpotensi mendorong kinerja Papan Utama antara lain ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang dinilai bakal menjadi pemantik terhadap terbukanya peluang untuk penguatan di sektor perbankan dan consumer cyclical pada kuartal III dan IV/2025.
Selain itu, kembalinya investor asing ke pasar modal Indonesia dinilai bakal sangat menentukan arah IHSG dan Papan Utama ke depannya.
Adapun sejumlah sektor yang dinilai bakal menjadi pendorong utama main board antara lain basic industry, energi, infrastruktur, hingga energi terbarukan. Pasalnya, sektor-sektor ini mendapatkan dukungan kebijakan pemerintah serta sentimen positif dari melonjaknya harga komoditas global.
”Potensi kenaikan pada papan utama tetap ada, meskipun kemungkinan berlangsung secara bertahap dan sangat bergantung pada realisasi katalis makro serta kejelasan arah kebijakan pemerintah,” katanya.