Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah ke level Rp16.307,5 per dolar AS pada perdagangan awal pekan ini, Senin (16/6/2025). Pelemahan terjadi seiring dengan menegangnya konflik di Timur Tengah.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,02% atau 4 poin ke level Rp16.307,5. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,11% ke level 98,29.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang Asia mengalami pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,22%, dolar Singapura melemah 0,05%, dolar Taiwan melemah 0,09%, dan won Korea Selatan melemah 0,10%.
Lalu, peso Filipina melemah 0,33%, yuan China melemah 0,03%, rupee India melemah 0,57%, dan baht Thailand melemah 0,20%.
Pada perdagangan sebelumnya, Jumat (13/6/2025) rupiah mengakhiri perdagangan dengan melemah 0,38% atau 61 poin ke level Rp16.303,5 per dolar AS.
Pengamat forex Ibrahim Assuaibi telah memproyeksikan perdagangan hari ini (16/6/2025) mata uang rupiah bergerak fluktuatif tetapi berpotensi ditutup melemah di rentang Rp16.300-Rp16.350 per dolar AS.
Terdapat sejumlah sentimen yang menyertai pergerakan rupiah. Salah satu sentimen yang kuat dari luar negeri yakni kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah secara tiba-tiba. Saling balas serangan terjadi antara Iran dan Israel. Konflik di Timur Tengah memicu sentimen risk-off yang meluas.
Selain itu, investor juga khawatir tentang tekanan tarif lebih lanjut setelah Presiden AS Donald Trumpmengatakan bahwa ia akan segera menaikkan tarif otomotif.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memprakirakan kinerja penjualan eceran meningkat pada Mei 2025, sebagaimana tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang diprakirakan mencapai level 234,0 atau tumbuh 2,6% secara tahunan (year on year/YoY).