Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suntikan Tenaga Saham Energi Mega Persada (ENRG) jelang Private Placement

Saham PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) sudah melambung hingga lebih dari 40% sejak awal tahun, tersengat oleh pengembangan bisnis dan harga minyak mentah.
Gebang PSC Block./ PT Energi Mega Persada Tbk.
Gebang PSC Block./ PT Energi Mega Persada Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten Grup Bakrie di sektor migas PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) terpantau bergerak bullish di sepanjang tahun berjalan. Proyeksinya harga saham ENRG akan naik lebih tinggi lagi tersengat lonjakan harga minyak.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham ENRG telah melonjak 18,25% ke level Rp324 per lembar pada penutupan perdagangan Senin (16/6/2025).

Harga saham ENRG stabil berada di zona hijau, melesat 40,87% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Kinclongnya harga saham ENRG hari ini terjadi seiring dengan reli harga komoditas dunia. Melansir Bloomberg, Senin (16/6/2025), harga minyak berjangka Brent untuk kontrak pengiriman pengiriman Agustus 2025 menguat 2,8% menjadi US$76,29 per barel, setelah menguat 7% pada akhir pekan lalu.

Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2025 menguat 2,7% ke US$74,95 per barel. 

Harga minyak mentah melonjak pada awal pekan ini setelah memanasnya konflik di Timur Tengah. Israel dan Iran terus melancarkan serangan lintas wilayah selama akhir pekan lalu, memicu kekhawatiran pasar akan potensi terganggunya suplai minyak dari kawasan Timur Tengah.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi menilai konflik Israel-Iran meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang besar di Timur Tengah. Negara-negara seperti Lebanon, melalui Hezbollah, Suriah, dan Yaman diperkirakan bisa terlibat jika eskalasi terus berlanjut. Belum lagi, bila ada campur tangan negara dengan kekuatan militer yang besar seperti AS.

"Konflik Israel dan Iran memicu kenaikan harga minyak secara global karena adanya kekhawatiran akan terganggunya jalur distribusi melalui Selat Hormuz, jalur vital ekspor minyak dunia," tulis Imam dalam risetnya pada hari ini, Senin (16/6/2025).

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper