Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Terjun ke Zona Merah, Saham BBRI, CUAN, hingga TLKM Tergelincir

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,11% atau 8,2 poin ke level 7.222,45 pada perdagangan Rabu (11/6/2025).
Investor mencari informasi pergerakan harga saham di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mencari informasi pergerakan harga saham di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,11% atau 8,2 poin ke level 7.222,45 pada perdagangan Rabu (11/6/2025). Saham BBRI, CUAN, hingga TLKM turun dalam hari ini.

Berdasarkan data RTI Infokom, sebanyak 336 saham menguat, 256 saham melemah, dan 214 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.172,20-7.239,95. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp12.615,27 triliun.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi salah satu saham yang turun ke zona merah hari ini. Saham BBRI melemah 1,93% ke level Rp4.070 per saham

Selanjutnya adalah saham milik Prajogo Pangestu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN). Saham emiten batu bara ini melemah 7,39% ke level Rp11.900 per saham. 

Kemudian saham emiten pelat merah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) tercatat turun 3,78% ke level Rp2.800 per saham sore ini. 

Saham-saham lain yang juga melemah adalah saham BMRI turun 0,95% ke level Rp5.200, saham PTRO melemah 1,25% ke level Rp3.160, dan saham TPIA turun 2,61% ke level Rp10.250 per saham.

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan IHSG tertahan di zona merah karena pasar khawatir pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia memberikan gambaran bagaimana ekonomi Indonesia dalam kurun waktu dua tahun ke depan akan mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. 

Bank Dunia dalam global economic prospect Juni 2025 memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 dan 2026 di bawah 5%. Rinciannya, tahun 2025 tumbuh 4,7% dan di level 4,8% pada 2026. 

Hal ini sebagai akibat gejolak ketegangan dagang yang dipicu oleh perang tarif tinggi maupun ketidakpastian kebijakan pemerintah dunia saat ini yang telah menyebabkan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi. Karena hal tersebut, ekonomi nasional dapat menghadapi tantangan dalam mencapai target pertumbuhan.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper