Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat, Sentuh Level Rp16.275 per Dolar AS

Mata uang rupiah ditutup menguat pada level Rp16.275 per dolar AS hari ini, Selasa (10/6/2025).
Pegawai melayani nasabah melakukan penukaran mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (4/6/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai melayani nasabah melakukan penukaran mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (4/6/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat pada level Rp16.275 per dolar AS hari ini, Selasa (10/6/2025). Mata uang rupiah ditutup menguat saat mayoritas mata uang lain di Asia melemah di hadapan dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 16 poin atau 0,10% ke Rp16.275 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,24% ke 99,17.

Di sisi lain, mayoritas mata uang di kawasan Asia ditutup melemah di hadapan dolar AS. Yen Jepang melemah 0,06%, dolar Hong Kong turun 0,01%, dolar Singapura melemah 0,06%, dolar Taiwan melemah 0,03%, dan won Korea melemah 0,84%. 

Lalu peso Filipina melemah 0,02%, rupee India menguat 0,01%, yuan China turun 0,10%, ringgit Malaysia melemah 0,09%, dan baht Thailand menguat 0,05% di hadapan dolar AS

Melansir Reuters, greenback tercatat menguat setelah melemah pada Senin (9/6/2025). 

Penguatan ini tak lepas dari sentimen pembicaraan tarif dagang antara AS dan China. Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer akan bertemu kembali dengan perwakilan China. 

Kemajuan dalam negosiasi ini diperkirakan akan memberikan kelegaan bagi pasar, mengingat pengumuman tarif Trump yang sering berubah‑ubah dan gejolak dalam hubungan China‑AS telah melemahkan dua ekonomi terbesar di dunia, mengganggu rantai pasokan, dan mengancam pertumbuhan global.

“Sementara pelaku pasar jelas melihat prospek ke depan dengan sudut pandang optimistis, baik terkait kebijakan perdagangan maupun secara umum, kami tidak berpikir hal itu harus ditafsirkan sebagai pandangan bahwa tarif akan sepenuhnya dicabut,” kata Jonas Goltermann, Deputy Market Chief Capital Economics.

Adapun, ujian berikutnya bagi dolar AS akan datang pada Rabu, saat data inflasi AS dijadwalkan dirilis. 

Harga konsumen inti diperkirakan mengalami sedikit kenaikan pada Mei, yang dapat meredam spekulasi akan adanya pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat. Laporan indeks harga produsen (PPI) akan dirilis sehari setelahnya.

“Data CPI dan PPI AS untuk Mei akan diamati secara cermat untuk mencari tanda-tanda tekanan inflasi yang masih bertahan,” kata Kevin Ford, FX and Macro Strategist Convera.

Jika CPI inti tetap tinggi, lanjutnya, ekspektasi terhadap pemotongan suku bunga bisa tertunda hingga setelah pertemuan FOMC pada 18 Juni.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper