Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tercatat telah membagikan dividen ke pemegang sahamnya. Kebijakan dividen ini diperkirakan dapat berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila menjelaskan kebijakan dividen akan memberikan akses kepada investor dalam mengambil momentum mendapatkan pendapatan. Pendapatan tersebut tidak hanya berasal dari capital gain, tetapi juga dividen dengan potensi penawaran yield yang cukup tinggi.
“Hal ini akan membantu saham secara likuiditas dan berpengaruh baik untuk IHSG,” kata Indy, Kamis (29/5/2025).
Dia juga mengemukakan bahwa kehadiran Danantara berpotensi membawa sentimen strategis karena adanya aspek pemberian akses ke proyek-proyek di beberapa sektor. Akan tetapi, lanjutnya, hal tersebut tetap harus diiringi dengan transparansi dalam optimalisasi dana
Dengan pemberian dividen, Indy menyebut tantangan ke depan akan datang dari sisi makroekonomi, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan arah suku bunga acuan.
Selain itu, dia berpandangan perlu ada perbaikan efisiensi operasional dalam kinerja keuangan perusahaan-perusahaan pelat merah. Indy sendiri menyebutkan bahwa sejumlah saham seperti BBRI, BMRI, PGAS, dan ANTM menarik untuk dicermati dalam jangka pendek.
Baca Juga
“Lalu juga program strategi pemerintah ke depannya yang harus transparan karena saham-saham pemerintah juga dipandang oleh investor asing. Sehingga jika ada berita kurang baik bisa menyebabkan capital outflow,” tuturnya.
Sementara itu, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Fath Aliansyah Budiman menjelaskan sentimen dividen untuk BUMN sepenuhnya sudah terefleksi di pasar.
“Mengenai Danantara, proyek strategis yang akan dijalankan ke depan akan berimbas positif terutama terhadap sektor yang berkorelasi,” ucapnya.
Di antara emiten pelat merah yang membagikan dividen, Fath berpandangan saham-saham perbankan BUMN masih memiliki potensi untuk menjadi sasaran arus masuk dana asing, terlebih dengan valuasi yang tergolong murah.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.