Bisnis.com, JAKARTA — Emiten maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mencatatkan peningkatan harga saham yang signifikan dalam sepekan perdagangan terakhir. Mampukah saham GIAA terus mengudara hingga akhir tahun ini?
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham GIAA terkoreksi 3,33% ke level Rp58 per lembar pada perdagangan hari ini, Selasa (27/5/2025). Namun, harga saham GIAA telah melesat 38,01% dalam sepekan perdagangan.
Pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (26/5/2025), harga saham GIAA juga naik 9,09% ke level Rp60 per lembar. Di sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd), harga saham GIAA bertahan di zona hijau, menguat 5,45%.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan GIAA bersama dengan emiten-emiten transportasi lainnya terpantau sedang dalam tren penguatan. Hal ini didorong oleh ekspektasi pemulihan mobilitas, sentimen libur panjang, serta penurunan harga minyak.
Baca Juga : Saham Garuda (GIAA) Terbang Efek Danantara |
---|
Secara fundamental, kondisi tersebut menurut Liza meringankan beban operasional emiten maskapai penerbangan seperti GIAA. Ke depan, potensi penguatan saham-saham transportasi seperti GIAA dinilai masih terbuka, meskipun tetap bergantung pada kekuatan data kinerja kuartal II/2025 dan konsistensi sentimen pemulihan.
"GIAA bisa dilirik, namun bagi yang siap ambil risiko tinggi dengan potensi upside besar, asalkan manajemen bisa menjaga momentum restrukturisasi," kata Liza kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Penguatan harga saham GIAA beberapa waktu terakhir juga terjadi di tengah kabar suntikan dana dari superholding BUMN, yakni Danantara. Suntikan dana itu membawa optimisme bahwa Garuda Indonesia bakal kembali berjaya.
Suntikan dana dikabarkan termasuk untuk membeli sejumlah pesawat Boeing, buatan Amerika Serikat (AS) untuk Garuda.