Kerek Profitabilitas
Dari sisi kinerja keuangan, GIAA sendiri masih membukukan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$76,48 juta per kuartal I/2025. Kerugian maskapai penerbangan pelat merah ini menyusut dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$87,03 juta.
Penyusutan kerugian GIAA didorong oleh kinerja pendapatan usaha yang naik 1,62% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$723,56 juta pada kuartal I/2025, dibandingkan US$711,98 juta pada kuartal I/2024.
Raupan pendapatan usaha GIAA dikontribusikan terbesar dari operasi penerbangan US$668,56 juta. Kemudian, segmen usaha jasa pemeliharaan pesawat menyumbang pendapatan usaha sebesar US$95,36 juta. Lalu, pendapatan dari operasi lain-lain sebesar US$93,7 juta.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan baru-baru ini saham emiten transportasi seperti GIAA memang tengah mencatatkan kinerja perbaikan. Namun, emiten aviasi itu masih dihadapkan pada persoalan rugi serta ekuitas negatif.
GIAA memang masih berkutat dengan ekuitas negatif, di mana liabilitas GIAA melebihi asetnya. Tercatat, aset GIAA mencapai US$6,45 miliar per kuartal I/2025. Sementara, liabilitas GIAA mencapai US$7,88 miliar.
Alhasil, ekuitas negatif GIAA mencapai US$1,43 miliar pada periode yang berakhir 31 Maret 2025.
Pada tahun ini, Nafan menilai GIAA pun masih sulit mengejar perolehan laba seiring dengan masih adanya tantangan terkait biaya avtur, juga kondisi daya beli yang kurang optimum.
Selain itu, tantangan lainnya bertambah yakni kondisi persaingan ketat seiring munculnya pesaing baru. Dia pun mengatakan GIAA masih di level saham not rated.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.