Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.413 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (20/5/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan menguat 0,12% atau 20,5 poin ke level Rp16.413 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau turun 0,33% ke posisi 100,09.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,41%, peso Filipina menguat 0,14%, ringgit Malaysia menguat 0,15%, dan baht Thailand menguat 0,13%.
Sementara deretan mata uang Asia lainnya melemah. Dolar Hong Kong melemah 0,09%, dolar Singapura melemah 0,01%, dolar Taiwan melemah 0,02%, dan won Korea Selatan melemah 0,29%.
Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini.
Dari luar negeri, pasar tertuju pada negosiasi nuklir antara AS dan Iran. Kemudian, pasar juga fokus pada pengesahan aturan pemotongan pajak yang luas di AS.
Baca Juga
Di asia, bank sentral China memangkas suku bunga acuan pinjaman utama seperti yang diharapkan, sehingga suku bunga semakin mendekati rekor terendah. Pemangkasan tersebut mengisyaratkan bahwa Beijing terbuka untuk memberikan lebih banyak stimulus moneter guna mendukung perekonomian.
Dari dalam negeri, terdapat sentimen dari rasio utang pemerintah yang kini berada di kisaran 40% terhadap produk domestik bruto (PDB). Meskipun, rasio utang masih jauh dari ambang batas 60%.
"Tren kenaikannya [rasio utang] tetap perlu diwaspadai, terutama dalam konteks pembiayaan dan stabilitas jangka menengah," kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (20/5/2025).
Untuk perdagangan besok, Rabu (21/5/2025), mata uang rupiah diproyeksikan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.350 - Rp16.420 per dolar AS.