Kinerja Fundamental Memanas
Berdasarkan Laporan Keuangan, SMDR misalnya mencatatkan laba bersih sebesar US$15,51 juta per kuartal I/2025, naik 52,73% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba pada periode yang sama tahun sebelumnya US$10,15 juta.
BIRD mencatatkan kenaikan laba 42,82% yoy menjadi Rp165,39 miliar per kuartal I/2025, dibandingkan laba pada kuartal I/2024 sebesar Rp115,8 miliar.
ASSA mencatatkan pertumbuhan laba 43,29% yoy menjadi Rp101,75 miliar per kuartal I/2025, dibandingkan Rp71 miliar per kuartal I/2024.
GIAA memang masih membukukan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$76,48 juta per kuartal I/2025. Namun, kerugian maskapai penerbangan pelat merah ini menyusut dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$87,03 juta.
Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Indri Liftiany Travelin Yunus menilai perbaikan kinerja profitabilitas emiten transportasi dan logistik pada kuartal I/2025 didorong oleh segmen unggulan pada masing-masing emiten.
Kinerja BIRD misalnya didorong adanya pertumbuhan pada layanan taksi dan non taksi. Di sisi lain, BIRD terus melakukan inovasi teknologi melalui aplikasi yang tercermin dari pertumbuhan penggunaan aplikasinya.
Raupan laba ASSA didorong oleh pertumbuhan pada segmen logistik yang berhasil menyumbangkan pendapatan sebesar 42% dan segmen rental yang juga turut menyumbangkan pendapatan sebesar Rp488,7miliar.
"Sektor transportasi dan logistik masih berpotensi mendapatkan angin segar dari adanya beberapa long-weekend ke depannya dengan asumsi akan banyak masyarakat yang berpergian sehingga membutuhkan layanan jasa transportasi," ujar Indri kepada Bisnis.
Sementara, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan IDXTRANS merupakan indeks sektoral yang diisi oleh saham-saham demanding, walaupun secara market cap tidak terlalu besar. Terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi kinerja indeks, seperti pertumbuhan ekonomi.
Emiten transportasi dan logistik juga akan bergulat pada berbagai tantangan, seperti tingkat kompetisi, serta stabilitas pertumbuhan ekonomi.
"Pertumbuhan ekonomi yang stabil bisa menjamin adanya tingkat konektifitas," ujar Nafan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.