Bisnis.com, JAKARTA – Analis menilai rebound harga emas pada perdagangan Senin (19/5/2025) didorong oleh meningkatnya minat terhadap aset safe haven usai Moody’s memangkas peringkat kredit Amerika Serikat.
Berdasarkan data Reuters, harga emas di pasar spot menguat 0,91% ke level US$3.231,56 per troy ounce pada pukul 15.10 WIB. Sementara itu, harga emas berjangka Comex di AS menguat 0,31% ke level US$3.191,80 per troy ounce.
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha mengatakan pemicu utama rebound harga emas adalah meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi dan fiskal Amerika Serikat, terutama setelah Moody’s menurunkan peringkat kredit negara tersebut dari Aaa menjadi Aa1.
”Penurunan ini memperkuat kekhawatiran bahwa beban utang AS akan terus meningkat dalam beberapa dekade ke depan dengan rasio utang terhadap PDB diperkirakan melonjak menjadi 134% pada tahun 2035,” jelas Andy dalam risetnya, Senin (19/5/2025).
Dari sisi teknikal, Andy menyoroti bahwa kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average saat ini mulai menunjukkan kembali terbentuknya tren bullish pada emas.
Meskipun demikian, hari ini harga emas diperkirakan akan menghadapi tantangan teknikal. Menurutnya, jika momentum kenaikan saat ini berlanjut, maka harga emas berpotensi naik hingga ke kisaran US$3.261.
Baca Juga
”Namun, ada risiko reversal apabila harga gagal bertahan di atas level kunci saat ini. Jika terjadi pembalikan arah, maka support terdekat berada di kisaran US$3.161,” jelasnya.
Andy mengatakan level support di US$3.161 dan resisten di US$3.261 akan menjadi area kunci yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar untuk menentukan arah pergerakan selanjutnya.
Adapun faktor lain yang turut mempengaruhi pergerakan harga emas adalah sejumlah perkembangan geopolitik dan data ekonomi. Optimisme pasar yang sempat muncul dari kesepakatan awal perdagangan antara AS dan China di mana kedua negara sepakat memangkas tarif—telah meredakan sebagian ketegangan global, mendorong investor untuk keluar dari emas.
Selain itu, prospek kesepakatan nuklir AS-Iran dan rencana pertemuan diplomatik antara Presiden Trump dan Presiden Putin juga memperkuat risk appetite investor.
Sementara itu, Kepala Analis Pasar KCM Trade Tim Waterer mengatakan penurunan peringkat kredit AS oleh Moody’s dan reaksi pasar yang cenderung menghindari risiko telah memberi dorongan baru bagi harga emas.
Selain itu, ancaman terbatu Trump terhadap negara-negara yang tidak serius dalam negosiasi tarif juga mendorong penguatan harga emas.
Dalam wawancara televisi, Menkeu Scott bessent menyebut Trump akan mulai menerapkan tarif seperti yang diancamkannya bulan lalu kepada mitra dagang yang dianggap tidak bernegosiasi “dengan itikad baik.”
Dalam jangka menengah, Andy mengatakan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve tetap menjadi pendorong utama bagi harga emas.
Rangkaian data ekonomi AS yang mengecewakan, termasuk turunnya Indeks Sentimen Konsumen University of Michigan ke level terendah sejak Juni 2022, memperkuat harapan akan adanya pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut.
Para pelaku pasar kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga lebih dari 55 basis poin dalam waktu dekat.
Dengan berbagai faktor tersebut, prediksi hari ini menunjukkan bahwa harga emas berada di persimpangan penting.
”Rebound dari sisi teknikal masih memungkinkan, namun risiko koreksi lanjutan tetap terbuka jika tekanan pasar terhadap aset safe haven meningkat,” pungkasnya.