Bisnis.com, JAKARTA – Indeks-indeks saham dunia menyambut positif kesepakatan dagang sementara antara AS dan China. Selain kesepakatan dagang, data neraca perdagangan juga akan menjadi katalis bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata menuturkan Wall Street mencetak rally besar pada Senin (12/05/25), menyusul pengumuman kesepakatan dagang sementara antara AS dan China. Demikian juga pasar Eropa & Asia yang tersulut euforia menyambut kesepakatan dagang AS-China.
"Investor merespons positif gencatan tarif 90 hari yang diumumkan usai pertemuan tingkat tinggi AS–China di Geneva," kata Liza dalam risetnya, Selasa (13/5/2025).
Dalam kesepakatan sementara tersebut, AS sepakat menurunkan tarif dari 145% menjadi 30%, sementara China memangkas bea masuk dari 125% menjadi 10%. Kedua pihak menyatakan tidak ingin mewujudkan pemisahan ekonomi total (decoupling), dan akan melanjutkan pembicaraan teknis lanjutan.
Liza melanjutkan penguatan pasar global mencerminkan kelegaan investor terhadap risiko perang dagang. Indeks saham global MSCI naik 2%, kembali ke level akhir Maret, meskipun sebelumnya sempat anjlok akibat kenaikan tajam tarif pada 2 April lalu.
Namun, lanjutnya, di balik optimisme bahwa gencatan tarif ini kepercayaan pasar terhadap Trump dan stabilitas kebijakan ekonomi masih rapuh.
Baca Juga
"Analis memperingatkan bahwa meskipun kesepakatan tarif menjadi katalis positif jangka pendek, risiko resesi dan perlambatan ekonomi AS tetap membayangi, terutama tanpa kejelasan akhir dari perjanjian ini," tulis Liza.
Adapun selain dari perang dagang, sentimen untuk pasar modal pekan ini datang dari pembacaan inflasi AS, yang dapat memberikan sedikit gambaran tentang dampak ketegangan perdagangan baru-baru ini.
Sementara itu, dari Indonesia sendiri, pasar juga menantikan laporan Penjualan Eceran periode Maret, Trade Balance periode April, dan pertumbuhan Ekspor-Impor.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.