Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menanti Efek Buyback hingga Liquidity Provider Dongkrak Kinerja IHSG

BEI mengeluarkan kebijakan baru seperti liquidity provider hingga rencana pembukaan kode domisili. Mampukah kebijakan tersebut mendorong penguatan IHSG?
Investor mengamati layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (Rabu (7/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mengamati layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (Rabu (7/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat telah mengeluarkan beberapa kebijakan sejak awal tahun seperti buyback tanpa RUPS, liquidity provider, hingga rencana pembukaan kode domisili. Lalu, seberapa jauh kebijakan-kebijakan BEI ini mampu mendongkrak kinerja IHSG?

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan kebijakan-kebijakan Bursa saat ini diharapkan dapat membantu daya tarik pelaku pasar dan investor untuk bisa kembali aktif dan berinvestasi di pasar modal.

"Terutama di tengah situasi dan kondisi yang penuh dengan volatilitas pasar yang cenderung hampir sebagian orang menghindarinya," kata Nico, Kamis (8/5/2025).

Oleh sebab itu, lanjutnya, kebijakan yang ada diharapkan dapat membantu investor untuk menunggangi volatilitas, bukan memberatkan pasar. 

Nico juga meyakini setiap kebijakan yang dikeluarkan BEI, pasti akan dilakukan evaluasi untuk memberikan yang terbaik bagi pelaku pasar dan investor.

"Apabila kode Anggota Bursa kembali dibuka, mungkin akan menjadi sesuatu yang menarik," ucap Nico.

Sementara itu, Presiden Direktur Korea Investment & Sekuritas Indonesia Eric K.H. Nam mengatakan liquidity provider ini dapat meningkatkan likuiditas pasar saat ini.

Dia meyakini, liquidity provider dapat memberikan manfaat bagi semua saham dan perusahaan yang saat ini mengalami kesulitan karena kurangnya likuiditas di pasar modal.

"Setahu saya, liquidity provider ini sedikit berbeda dari model yang kami miliki di Korea Selatan. Jadi, sekarang kami sedang berdiskusi secara intens dengan regulator mengenai bagaimana kami bisa mengurangi risiko-risiko tersebut di pasar lokal jika dibandingkan dengan pasar modal asing lainnya," kata Eric, ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Eric melanjutkan, dari sisi regulasi, menurutnya masih ada beberapa hal yang belum sepenuhnya jelas bagi para penyedia likuiditas atau liquidity provider dalam menerapkan sistem mekanis tersebut melalui sistem KISI.

"Jadi, saat ini kami sedang berkomunikasi dengan pihak regulator, dan tentu saja juga dengan klien-klien kami. Namun, kami berharap bisa segera meluncurkan produk-produk tersebut secepat mungkin," ucap Eric.

Di sisi lain, Presiden Direktur Ciptadana Sekuritas John Herry Teja menuturkan keberadaan liquidity provider terkadang diperlukan di pasar modal.

"Dari kami untuk sementara tidak jadi liquidity provider, karena kami kan baru diakuisisi juga oleh Hanwha Investment Securities, mereka adaptasi dulu," tutur John.

Sebagai informasi, IHSG ditutup melemah ke level 6.827,75 pada perdagangan Kamis (8/5/2025). Penurunan indeks komposit terjadi seiring dengan rontoknya saham-saham big cap.

Berdasarkan data BEI, IHSG membukukan penurunan sebesar 1,42% atau 98,47 poin menuju posisi 6.827,75. Sepanjang hari ini, IHSG dibuka pada level 6.945,98 dan sempat menyentuh level tertingginya di 6.965,93.

Tercatat, sebanyak 228 saham meningkat, 393 saham turun, dan 184 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp11.909 triliun.

Pada perdagangan hari ini, seluruh saham yang masuk dalam jajaran berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps kompak mengalami pelemahan.

Dari jajaran tersebut, koreksi terbesar dibukukan oleh saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) sebesar 4,14% menuju level Rp11.000 per saham. Selanjutnya, ada saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang turun 3,23% menjadi Rp4.790.

Selain itu, ada saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang melemah 3,07% ke Rp3.790 dan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) turun 2,46%.

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper