Bisnis.com, JAKARTA – Fitch Ratings menurunkan peringkat kredit jangka panjang mata uang asing dan lokal Issuer Default Rating (IDR) PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL) menjadi BBB- setelah sebelumnya mendapatkan peringkat BBB.
Selain itu, Fitch Ratings juga menurunkan peringkat Nasional Jangka Panjang dan semua obligasi senior tanpa jaminan yang berdenominasi rupiah, serta sukuk ke AA+(idn) dari sebelumnya AAA(idn).
Fitch Ratings juga menghapus rating watch negative yang sempat diberlakukan pada Desember 2024, serta menetapkan outlook IDR jangka panjang dan peringkat Nasional Jangka Panjang menjadi stabil.
Penurunan peringkat ini adalah hasil dari penghapusan hubungan XL dengan Axiata setelah merger dengan Smartfren, yang menyisakan 34,8% kepemilikan Axiata dalam XLSMART. Hal itu yang membuat Axiata tidak lagi memiliki kendali sepenuhnya terhadap XL.
Meskipun begitu, merger antara XL dengan Smartfren juga dinilai memberikan profil kredit yang lebih kuat karena memberikan pasar dan jaringan yang lebih luas, hingga kepemilikan spektrum yang meningkat. Hal itu yang membuat Fitch menilai posisi pasar XLSMART masih solid.
”Outlook stabil mencerminkan pandangan kami bahwa EBITDA net leverage akan tetap di bawah 2,1 kali setelah 2025, batas atas di mana kami mempertimbangkan tindakan penurunan peringkat,” tulis Tim Analis Fitch Ratings dalam laporannya, dikutip Senin (28/4/2025).
Fitch Ratings memproyeksikan, pangsa pasar XLSMART akan mendekati PT Indosat Tbk., yang memiliki 26% dari pasar. Selain itu, kualitas jaringan dan efisiensi biaya setelah merger menjadi XLSMART juga bakal meningkatkan daya saing perusahaan secara keseluruhan.
Kendati Fitch Ratings menilai XLSMART bakal memiliki EBITDA net leverage yang lebih tinggi setelah konsolidasi bersama Smartfren, tetapi Fitch menilai hal itu akan membaik seiring dengan waktu.
”Kami memperkirakan leverage XLSMART akan mencapai puncaknya pada 2,2 kali pada 2025, [tetapi] secara bertahap membaik menjadi 1,6 kali pada 2027, didorong oleh pemulihan EBITDA margin dan efisiensi belanja modal,” tambah Fitch.
