Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PAM Mineral Pacu Produksi Nikel, Siap Rampungkan Akuisisi

PT PAM Mineral Tbk. (NICL) berencana meningkatkan volume penjualan nikel pada 2025 menjadi 3,3 juta ton dibandingkan 2024 sebesar 2,3 juta ton.
PT PAM Mineral Tbk. (NICL) berencana meningkatkan volume penjualan nikel pada 2025 menjadi 3,3 juta ton dibandingkan 2024 sebesar 2,3 juta ton.
PT PAM Mineral Tbk. (NICL) berencana meningkatkan volume penjualan nikel pada 2025 menjadi 3,3 juta ton dibandingkan 2024 sebesar 2,3 juta ton.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan PT PAM Mineral Tbk. (NICL) berencana meningkatkan volume penjualan nikel pada tahun ini menjadi 3,3 juta ton dibandingkan 2024 sebesar 2,3 juta ton. Perseroan juga menargetkan akuisisi tambang baru rampung pada 2025.

Direktur Utama NICL Ruddy Tjanaka menyampaikan NICL saat ini mengoperasikan dua tambang, yakni di PAM Mineral sendiri dengan cadangan 6 juta wet metrik ton (WMT) dan PT Indrabakti Mustika (IBM) dengan cadangan 22 juta WMT.

Pada 2025, perseroan menargetkan volume produksi sebesar 809.875 wet metrik ton (WMT), sedangkan entitas anak PT IBM diharapkan mencapai produksi hingga 1.798.791 (1,79 juta) WMT. Selaras dengan target produksi tersebut, NICL dan entitas anak merencanakan penjualan sebesar 2.608.666 (2,60 juta) ton ore nikel, dengan kadar nikel berkisar antara 1,3% hingga 1,65% Ni.

“Total volume penjualan diharapkan mencapai 3,3 juta ton, karena rencana penambahan 700.000 ton pada entitas anak,” jelasnya dalam Paparan Publik, Kamis (24/4/2025).

Pada 2024, NICL dan PT IBM telah menambang bijih nikel sebanyak 1,96 juta ton dan melakukan penjualan 2,3 juta ton. Sejumlah 0,34 juta ton berasal dari inventory tahun sebelumnya.

Pada area IUP PAM Mineral yang berlokasi di Desa Buleleng, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, sekitar 45% dari area sumber daya sudah tertambang. Adapun, PT IBM yang berlokasi di Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, area tertambang baru mencapai 22% dari area sumber daya.

Ruddy Tjanaka menyampaikan dalam rangka mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan optimalisasi nilai tambah perusahaan, PT PAM Mineral Tbk berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan pengeboran sebagai bagian dari upaya pengembangan sumber daya dan penambahan cadangan tambang.

“Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam menjamin kesinambungan operasi serta peningkatan nilai ekonomi sumber daya yang dimiliki,” ujarnya.

Per Maret 2025, NICL telah melakukan penjualan sebesar 357.000 ton dari target RKAB 800.000 ton. Entitas anak PT IBM telah melakukan penjualan sebesar 645.000 ton dari target RKAB 1,8 juta ton.

“Omzet penjualan per Maret 2025 sebesar Rp478,10 miliar atau sudah mencapai 33,33% dibandingkan omzet penjualan di tahun 2024,” tutur Ruddy Tjanaka.

Ruddy Tjanaka mengatakan pertumbuhan omzet PAM Mineral salah satunya karena perseroan memiliki konsumen yang sudah mempunyai kontrak penjualan jangka panjang, seperti VDNI, GCNS, WNII,LSI, LMT, OSS, BTIIG, GNI, HNC, CNGR, IMIP dan IWIP.

Dalam rangka meningkatkan efisiensi operasional dan akurasi pengambilan keputusan, seluruh tahapan kegiatan—mulai dari eksplorasi hingga reklamasi dan rehabilitasi—telah diintegrasikan ke dalam sistem digital berbasis algoritma. Proses digitalisasi algoritmik data ini bertujuan untuk memastikan setiap fase berjalan secara terukur, terdokumentasi, dan dapat dimonitor secara real-time.

“Produksi dan penjualan bijih nikel terus berjalan secara konsisten, mencerminkan komitmen kami terhadap efisiensi dan pemenuhan permintaan pasar yang terus meningkat,” ujar Ruddy Tjanaka.

Ruddy Tjanaka menyebut NICL telah menjalani proses perpanjangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Perseroan sampai tahun 2035. Hal ini sebagai bagian dari upaya memastikan keberlanjutan operasional perusahaan secara legal dan strategis di masa mendatang.

Sehubungan dengan rencana akuisisi PT Sumber Mineral Abadi (SMA) oleh NICL, saat ini masih menunggu persetujuan Menteri ESDM terkait perubahan pemegang saham PT SMA. Selain akuisisi beberapa perusahaan tambang yang potensial, NICL juga akan membuka peluang untuk mencari beberapa partner stregis dalam rangka pengembangan usaha perseroan.

“Akuisisi PT SMA diharapkan rampung pada 2025. Nilainya sekitar Rp300 miliar. Untuk eksplorasi di PT SMA sudah dilakukan dengan kami [PAM Mineral] sebagai supervisi,” ujarnya.

Dia pun optimistis harga nikel dapat meningkat pada 2025 seiring dengan penutupan sejumlah tambang di Australia dan Filipina yang menekan pasokan. Dari sisi permintaan, konsumsi untuk stainless steel makin bertumbuh, dan investasi untuk ekosistem kendaraan listrik kian meningkat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper