Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Goldman Sachs Ramal Harga Minyak Terus Turun hingga 2026, Ini Sebabnya

Goldman Sachs memperkirakan harga minyak akan turun seiring dengan meningkatnya risiko resesi dan pasokan yang lebih tinggi dari kelompok OPEC+.
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto

Bisnis.com, JAKARTA - Goldman Sachs memperkirakan harga minyak akan turun hingga akhir tahun ini dan tahun depan seiring dengan meningkatnya risiko resesi dan pasokan yang lebih tinggi dari kelompok OPEC+.

Melansir Reuters pada Senin (14/4/2025), Goldman Sachs memperkirakan harga minyak Brent dan WTI akan turun tipis, masing-masing pada harga rata-rata US$63 dan US$59 per barel, untuk sisa 2025, dan pada US$58 dan US$55 untuk 2026 mendatang.

Mengingat prospek pertumbuhan yang lemah di tengah perang perdagangan global, Goldman Sachs memperkirakan permintaan minyak hanya akan naik 300.000 barel per hari (bpd) antara akhir tahun lalu dan akhir 2025.

Bank tersebut telah memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan globalnya untuk kuartal IV/2026 sebesar 900.000 barel per hari sejak pertengahan Maret karena meningkatnya perang dagang antara AS dan China.

Beijing menaikkan tarifnya atas impor AS menjadi 125% pada Jumat pekan lalu, sebagai balasan terhadap keputusan Presiden Donald Trump untuk menaikkan bea atas barang-barang Tiongkok dan meningkatkan taruhan dalam perang dagang yang mengancam akan mengacaukan rantai pasokan global.

Pialang Wall Street memperkirakan bahwa meskipun pasar sudah memperhitungkan beberapa peningkatan persediaan di masa mendatang, surplus besar sebesar 800.000 barel per hari pada 2025 dan 1,4 juta barel per hari pada 2026 akan terus memberikan tekanan ke bawah pada harga minyak.

Dalam skenario perlambatan ekonomi global atau pembalikan total pemotongan sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+, harga minyak Brent kemungkinan akan jatuh ke kisaran US$40 per barel pada 2026. Goldman Sachs juga memperkirakan minyak dapat turun di bawah US$40 per barel dalam skenario gabungan yang ekstrem.

Adapun, harga minyak mentah Brent terpantau turun pada perdagangan hari ini pada level US$64,72 per barel, sedangkan harga minyak mentah WTI berada pada US$61,44 per barel.

Goldman Sachs juga menurunkan perkiraan pasokan serpih AS untuk kuartal IV/2026 sebesar 500.000 barel per hari.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper