Bisnis.com, JAKARTA — Emiten transportasi laut besutan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS) berencana untuk go private dan delisting dari Bursa. Manajemen HITS pun membeberkan sejumlah alasan langkah go private tersebut.
Berdasarkan keterbukaan informasi, HITS akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Independen untuk menyetujui rencana go private dan delisting yang dijadwalkan pada 21 Mei 2025.
Dalam hal rencana go private dan delisting disetujui RUPSLB Independen, suatu penawaran untuk membeli saham yang dimiliki oleh para pemegang saham publik pun akan dilakukan melalui penawaran tender sukarela oleh PT Joyo Agung Permata (JAP).
Harga penawaran adalah harga yang akan ditawarkan oleh JAP kepada para pemegang saham perseroan dalam rangka pembelian saham melalui penawaran tender sukarela oleh JAP.
Adapun, para pemegang saham publik yang tidak bersedia menjual sahamnya dalam penawaran tender sukarela akan tetap menjadi pemegang saham perusahaan tertutup.
Perkiraan masa penawaran tender sukarela akan dimulai pada 13 Juni 2025 dan berakhir pada 12 Juli 2025.
Baca Juga
Kemudian, diperkirakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut efektifnya pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum efek bersifat ekuitas dan/atau pernyataan pendaftaran perusahaan publik pada 27 Agustus 2025.
Lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan akan membatalkan pencatatan efek pada 16 September 2025. Selain itu, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) diperkirakan membatalkan penitipan kolektif saham HITS pada 16 September 2025.
Manajemen HITS pun membeberkan alasan go private dan delisting sahamnya. Pertama, terdapat perubahan strategi bisnis dalam grup perusahaan sehingga kegiatan usaha utama grup perusahaan sebagian besar akan ditopang oleh PT Humpuss Maritim Internasional Tbk. (HUMI), anak usaha perseroan.
"Oleh karenanya, perseroan tidak lagi memerlukan pendanaan [capital raising] dari pasar modal dan belum memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana tersebut di masa depan," tulis Manajemen HITS di keterbukaan informasi pada Kamis (10/4/2025).
Kedua, perseroan ingin lebih fokus pada pengelolaan portofolio investasi dan aset tanpa tekanan volatilitas harga saham atau publik.
Ketiga, perseroan bermaksud untuk lebih memiliki fleksibilitas dalam menjalankan kegiatan usahanya, termasuk dalam upaya untuk melakukan efisiensi, melakukan pengembangan bisnis, serta restrukturisasi usaha.
Keempat, mengingat dan dengan mempertimbangkan cash flow yang dimiliki, perseroan tidak lagi dapat memberikan dividen kepada pemegang sahamnya.
Adapun, saat ini HITS memiliki modal dasar 90 miliar lembar saham bernilai nominal Rp50 per saham. Kemudian, modal ditempatkan dan disetor HUTS mencapai 7,1 miliar lembar saham, bernilai nominal Rp50 per saham.
Saham HITS saat ini dimiliki oleh PT Humpuss sebesar 45,52%. Lalu, PT Menara Cakra Buana menggenggam 32,83% porsi saham. Tommy Soeharto menggenggam 10,40% porsi saham. Kemudian, masyarakat publik memiliki porsi saham 11,24% di HITS.
Sampai September 2024, HITS telah mencatatkan laba bersih sebesar US$8,47 juta dan pendapatan sebesar US$97,91 juta.
Adapun, HITS telah meraup aset sebesar US$310,09 juta per kuartal III/2024 dengan liabilitas sebesar US$197,07 juta. Selain itu, jumlah ekuitas HITS mencapai US$113,01 juta per September 2024.